Satu Alu Tiga Lumpang

0 komentar
Sebelum aku mulai, ada baiknya aku ulas pemain sandiwara dunia yang aku ceritakan nanti. Untuk menjaga privasi, bagi pribadi-pribadi yang terlibat --yang sampai aku tulis ini belum dimintai persetujuan-- maka semua nama aku samarkan. Mudah-mudahan bung Wiro setuju.

Kanthong, seorang pria kurus dengan tinggi badan 155 cm, usil, anak tetangga rumah yang jadi sohibku sejak kanak-kanak, sifatnya yang penakut sehingga jarang sekali melaksanakan setiap hajatnya tanpa seorang teman.
Kulit hitam rambut keriting tampang mirip Rully Nere yang pemain bola (aku dan dia juga hobi bola).

Pak Dwi, pria ganteng dengan tinggi badan sekitar 170 cm, guru STM Swasta di kotaku, lulusan FKIP di kota Yogya, kulit putih, ramah (rajin menjamah;-p), punya dedikasi tinggi dalam mengajar (yang aku lihat dari luar).

Ibu Ning, istri pak guru, perawakan sedang dengan satu anak, jadi belum begitu mekar, kulit sawo matang, muka mirip Sherly Malinton dan potongan rambutnyapun seperti dia. Orangnya supel, enak diajak bicara, keluaran Universitas terkenal di kota Yogya jurusan Teknik mesin, mengajar di STM Negeri di kotaku.

Nunik, adik bu Guru yang punya perawakan sintal, dan wajah mirip sekali dengan kakaknya, Kelas 3 SMEA Swasta, murah senyum, mudah bergaul, jarang terlihat marah.

Genduk, pembantu rumah tangga pak guru, orangnya putih, tinggi 155 cm, wajah tidak cantik tapi enak dipandang, pengasuh anak yang baik.

Aku, pria dengan tinggi 178 cm berat badan 55 kg, julukanku si ceking (maklum krempeng sih), aku bukan seorang Superman atau Hercules yang ada di cerita mimpi, aku dilahirkan dengan nama Onorus yang aku nggak pernah tahu apa artinya. Masa bodo yang penting punya nama. Aku saat ini baru kelas 1 SMA Negeri yang jauhnya 7 Km dari rumah Nenekku (rumah yang aku tinggali).

***

Pagi ini aku sudah menyelesaikan karya tulisku yang akan aku serahkan ke panitia lomba karya tulis ilmiah di sekolahku.
Seperti biasa, aku jalan kaki dari rumah ke selter angkot yang akan membawaku ke terminal kota G tempat sekolahku. Aku gunakan jalan pintas, aku menyeberang jalan di depan rumahku trus masuk pekarangan pak Dwi dan lewat samping rumah pak Dwi kemudian lewat pinggir-pinggir rumah orang kampung Sudagaran. Sekitar 200 meter melangkah aku lihat Ani dakocan (abis mukanya imut-imut kaya boneka) sudah menunggu aku (kalau sempat pengalamanku dengan Ani akan aku tulis nanti).
"Pagi can, gimana tidurmu semalam, mimpi tentang aku?" tanyaku setiap pagi saat bertemu akan berangkat sekolah.
"Pasti dong, tidurku nyenyak. Setiap malam dan malam ini sama dengan malam kemarin, aku mimpi indah bersamamu," sahutnya. Dan kami tersenyum kemudian tertawa berdua.
Ani, salah seorang sahabatku dari kelas 1 SD. Jadi di antara kami selalu ada kemesraan. Namun kali ini tidak akan aku ceritakan tentang dia.
Sesampai di selter sudah banyak teman yang menunggu angkot. Jam 07.05 wib kami sudah sampai di sekolah. Tanpa menyia-nyiakan waktu, setelah aku ambil karya tulisku, tas aku masukkan ke laci mejaku dan aku berlari kecil ke ruang panitia lomba. Di sana sudah ada mbak Marlina, yang cantik (menurutku) yang selalu menunggu karya-karya tulis yang akan diseleksi.
"Sudah selesai On, karya tulismu?" tanyanya.
"Sudah mbak," jawabku sambil menyodorkan hasil karya tulisku. Sambil aku menunggu mbak Marlina membaca ringkasan karya tulisku, aku mulai iseng menaksir berapa besar bra yang dipakai. Ah, paling nggak lebih dari 34.

[Komentar : Banyak lelaki yang salah paham dengan ukuran bra. Angka 34 bukan berarti ukuran buah dada, tapi ukuran lingkar dada. Sedangkan ukuran buah dada ditentukan oleh huruf di belakang angka tersebut (sering disebut ukuran cup). Huruf A untuk buah dada yang terkecil (sekepalan tangan anak SLTP), menyusul kemudian B (telapak tangan hampir sulit menutupi seluruh permukaannya), dan C paling besar (sebesar buah kelapa, ha ha ha). Contoh: Buah dada wanita yang menggunakan BH berukuran 34A lebih kecil daripada buah dada wanita yang menggunakan ukuran BH 34B.]

"Apanya On yang tiga empat?"
Wah gawat nih. Tanpa sadar aku terloncat kata sambil membayangkan nomor bra.
"Enggak, enggak mbak, saya cuma mau bilang pada hitungan ke empat saya mau kembali ke kelas kalau tidak ada yang mesti saya tunggu."
"Oh, gitu."
Aku ngeloyor pergi. Belum lima langkah aku menjauh mbak Marlina memanggil. "On, On, kemari dulu."
"Ada apa mbak?" tanyaku.
"Karya tulismu mustinya diketik, jangan pake tulisan tangan kayak begini. Kacau deh nanti kalau juri mau kasih nilai. Mana tulisan kamu kayak sandi rumput". [Wiro: Gue ingat waktu Pramuka dulu gue harus ngapalin Morse supaya bisa baca sandi rumput. Hm, masa kecil yang indah.]
Wah, alamat aku nggak keburu nih ikutan lomba, padahal waktu tinggal 2 minggu lagi. Aku kan nggak bisa ngetik, trus ke mana akan aku ketikkan karya tulis ini. Pulang sambil terus muter kapala, di mana aku harus ngetik, siapa yang harus aku mintai tolong.
"Dik, jalan kok sambil melamun."
"Eh, maaf mbak Nunik saya nggak liat, maaf ya mbak. Oon numpang lewat ya mbak," kataku gugup karena biasanya aku lewat nggak pernah ada orang di pintu samping.
"Tunggu dik Oon."
Aku menghentikan langkahku.
"Sini dulu dong."
"Ya, mbak."
"Apa yang dik Oon lamunin sih, kayaknya serius banget sampe-sampe mbak ada di pintu nggak lihat," tanyanya.
"Anu mbak, saya lagi bingung. Karya tulisku harus diketik sedang aku kan nggak bisa ngetik."
"Gini aja deh, nanti malam mbak tunggu karya tulisnya."
"Terima kasih mbak." Aku nggak berani kasih sekarang, kan nggak etis, kan dia menawarkannya nanti malam.

***

Jam 8 malam aku bawa karya tulisku ke seberang jalan, ke rumah pak Dwi.
"Siapa?" terdengan suara mbak Nunik dari dalam setelah pintu aku ketuk 3 kali.
"Saya mbak," jawabku.
"Masuk aja dik, pintunya nggak dikunci. Duduk dulu ya dik." Ternyata mbak Nunik masih di rumah dalam.
Aku masuk kemudian duduk. Rumah ini rumah kuno yang dari kecil aku nggak berani masuk rumah ini sendirian. Abis kata orang rumah ini angker. Bulu kudukku meremang berdiri, Dingin juga dalam rumah ini. Serem. Kenapa kok orang-orang ini betah tinggal di sini, padahal sejak anak beranak yang punya rumah ini meninggal, rumah ini lama sekali tak berpenghuni. Kalau malam aku nggak berani lewat samping rumahnya, padahal ada lampu. Apalagi di dalam rumah sendirian, bisa mati berdiri.
"Kok ngelamun lagi?"
Jantungku seakan berhenti berdenyut karena rasa kagetku diperparah dengan pakaian yang mbak Nunik kenakan, baju terusan putih denga garis hitam tipis membujur.
"Kok bengong? Kaget ya, atau mbak menakutkan?" lanjutnya.
"Sedikit kaget mbak," jawabku nggak berani menatap mukanya. Aku takut tidak sedang berhadapan dengan mbak Nunik.
"Kok nunduk. Mana karya tulisnya?"
"Ini mbak." Barulah aku mendongak. Aku terpana sesaat. Ternyata bedanya mbak Nunik dengan kakaknya hanya warna kulitnya saja. Mbak Nunik tidak secoklat ibu Ning.
"Oke deh, mbak janji dalam waktu satu minggu karya tulismu selesai."
Dia berjanji menyelesaikan, setelah aku bacakan karya tulisku dan kapan aku musti harus mengumpulkannya.
"Saya pulang dulu mbak."
"Malam Minggu kok pulang cepet-cepet, baru jam sembilan."
"Kanthong udah nunggu di teras buat main gitar."

***

"On, pernah ngintip orang lagi kuda-kudaan belon?" tanya si Rully Kanthong Nerre sambil sejenak dia berhenti memetik gitarnya. Aku bukannya suci tapi kalau ngintip orang lagi begituan, aku takut kalau ketahuan. Lebih-lebih aku takut kalau aku malah kepingin. Trus nanti bagaimana, sedang aku ingin menjaga perjakaku sampai lulus sekolahku.
"On, denger nggak?" desaknya. Aku diam.
"On, aku doain kupingmu torek seumur umur."
"Eh, aku denger thong!"
"Nah gitu dong. Diajak ngomong kok cuma diem, sentil-sentil gitar mulu." Mungkin dia sebel kali.
"Iya emang siapa yang main, kok kamu intip?"
"Pak Dwi sama adik iparnya."
"hah! yang bener Thong."
"Kau sudah lihat pak Dwi pulang saat kau di sana?"
"Sudah ada di rumah kok."
"Bu Dwi kan siang tadi pulang ke Yogya sama Genduk dan si kecil, nah pasti malam ini kita punya malam Minggu yang panjang, sambil nonton live show. Jam berapa sekarang?"
Kacau juga nih Kanthong sohibku.
"Jam setengah sepuluh."
"Wah, pertunjukan pasti sudah dimulai."
Kami berkemas, kemudian berangkat 'berburu', istilah baru yang aku dapat dari sohib, senjata yang dia bawa 2 buah jarum kasur.
"Jangan berisik, jangan nafsu, jangan ..."
"Sudah, mau berangkat apa tidak?"
"Olesin bagian badanmu yang terbuka dengan remasan daun ini, untuk mengusir nyamuk yang suka ngeganggu orang lagi asik," dia nyerocos terus.
Sesampai di samping rumah pak Dwi (bukan yang biasa aku lewati), tepat di bawah jendela kamar tengah Aku dan Kanthong menaruh potongan kayu nangka yang diambil dari belakang rumah yang biasa dipakai duduk-duduk keluarga Dwi di sore hari.
Kanthong menusukkan jarum kasur yang dia bawa ke daun jendela kemudian menariknya. Ternyata seberkas cahaya lampu menerobos ke luar. Dia berikan isarat untuk memegang jarum dan sesuatu yang terbawa, kemudian dia mengambil jarum yang lain dan melakukan hal yang sama. Tanpa dikomando lagi aku dan dia melihat lewat celah yang ada di depan mata kami.

***

"Ach, mas jangan dimasukkan dulu, aku belum siap."
"Ngapain tadi Oon datang ke sini?"
"Ada order ngetik karya tulis."
"Berapa dia mau bayar?"
"Seratus lima puluh ribu rupiah."
"Ya sudah, nanti aku bantuin ngetiknya."
Sambil mataku terus mencari di sebelah mana asal suara di keremangan kamar yang jelas-jelas aku kenal suara itu, aku sambil mengingat-ingat kapan mbak Nunik minta bayaran Rp 150.000,-. Seingatku dia hanya mengatakan seminggu lagi pasti beres. Aku tidak menemukan jawaban di mataku. Kanthong membisikkan agar aku lebih konsentrasi agar bisa melihat.
"Nik, sebaiknya dinyalain aja ya?"
"Tapi aku malu mas."
"Ah, kau malu seperti baru pertama kalinya."
Sejenak aku melihat bayangan berjalan dan lampu menjadi terang. Aku meneguk liurku yang kering. Sempurna! Aku melihat dengan jelas mbak Nunik tergolek tanpa busana dengan tetek yang membusung menantang. Torpedo pak Dwi mencuat menantang. Dia naik ke ranjang. Aku lihat dengan jelas tangannya meremas tetek kiri Nunik, yang diremas memejamkan mata sambil tangan kirinya menggapai torpedo pak Dwi.
"ough Nik, jangan terlalu keras."
Ciuman pak Dwi mendarat di putihnya tetek kanan Nunik. Oh, bukan ciuman, ternyata sedotan yang makin lama semakin rakus melahap tetek Nunik. Ah, Juniorku ikut-ikutan mengembang.
"Mas," desahan Nunik sayup-sayup sampai di telingaku.
Disusurinya belahan dada Nunik, turun ke perut dengan tangan kanannya tetap memerah gunung yang semakin mencuat. Tangan kanan Nunik sudah berada di bongkahan gunung sebelah kanan dan tangan kirinya menjambak rambut pak Dwi. Kini aku melihat betapa rimbunnya hutan yang berada di selangkangan Nunik saat kaki-kaki Nunik membentang. Kepala pak Dwi menyusup di antaranya. Aku nggak tahu apa yang diperbuat. Yang kini aku lihat Nunik begitu menikmati sambil kedua tangannya meremas sendiri kedua gunungnya.
"Ach mas, aku nggak tahan."
"Sekarang Nik?"
Pak Dwi mengambil sesuatu dari samping kepala Nunik, kemudian disobek dengan satu tangan dan mulutnya. Itukah yang namanya kondom? pikirku. Aku tidak tahu gimana cara pakainya. Yang kini aku lihat torpedo sudah terbungkus selaput tipis. Pak Dwi mengarahkan torpedonya sambil tangannya mengangkangkan kedua kaki Nunik. Hanya sekejap kemudian hilang tertelan memek Nunik.
pak Dwi diam sesaat. Nunik membuka matanya sambil terus memijit puting teteknya yang mencuat.
"Mas, kita dosa sama mbak Ning."
"Jangan berfikir dia kalau kita sedang begini, Nik."
Aku lihat pantat pak Dwi naik turun ibarat orang sedang memompa. Cukup lama aku melihat adegan ini, tiba-tiba mereka berguling dan Nunik ada di atas.
"Oh, Nik, nikmat sekali."
Tetek Nunik bergoyang seirama dengan naik turun badan dan rambutnya yang tergerai di punggungnya, menambah sensasi keindahan.
Aku melihat badan Nunik melengkung ke belakang. Juniorku makin keras dan makin terasa sakit karena himpitan jeans yang aku pakai. Selang beberapa lama.
"Nik, aku mau keluar Nik."
Nunik turun dari tempatnya kemudian tangan kirinya memegang pangkal torpedo pak Dwi dan tangan kanannya mengurut batang torpedo. Hap, seiring dengan tergulungnya kondom dan terlepas, mulut mungil Nunik langsung menyambar torpedo. Pak Dwi dengan sigap berdiri di atas tempat tidur dengan torpedo masih dalam kuluman Nunik. Kepala Nunik maju mundur sambil tangan kirinya mengendalikan kedalaman masuknya torpedo. Aku lihat ini karena tepat di samping mereka, aku tidak berkedip memandang keindahan tubuh Nunik.
"Ah, Nik. Aku mau keluar Nik!"
Aku tidak tahu nunik dengar atau tidak tapi aktivitasnya tidak berhenti. Pak Dwi aku lihat seperti orang terpanggang kaku kemudian.
"Oh Nik..."
Nunik berhenti sesaat seolah meneguk sesuatu, dan kembali beraktivitas. Pak Dwi terlentang kembali. Torpedo masih mencuat, kemudian Nunik kembali merangkak dan memasukkan torpedo ke memeknya dan dia berirama seolah sedang menggerus sesuatu dengan memeknya. Akhirnya Nunik tertelungkup diatas pak Dwi. Aku tidak mendengar lagi kata-kata yang saling dibisikkan.

***

"Ayo Thong kita pulang," bisikku pelan.
Dia mengangguk. Aku berjalan pulang yang hanya sekitar 50 meter dari rumah pak Dwi. Aku bayangkan gimana kalau aku yang main sama mbak Nunik, tapi aku masih terlalu hijau untuk itu, walau pas foto aku sudah pernah lakukan.
Di tembok jembatan rumahku dia masih sempet bilang sambil masing-masing pegang gitar.
"Ada satu Alu tiga Lumpang."
"Hah......???????"

Tante Ira, Beby dan Sumirah

0 komentar
Akhir pekan ini aku uring-uringan banget, abis Beby pacarku 3 bulan terakhir ini, kayanya ada gejala menjauhi aku... beberapa kali kupergoki jalan sama Teddy anak arsitek itu... en beberapa kali kutelpon selalu maminya bilang kaga’ ada, malah tante Ira mami si Beby bilang,
" Udah, kalo mau main dateng aja...ntar juga pulang, tungguin aja Bon..." kata tante Ira lembut.
Nggak tau Jack... malem ini, angin apa yang niup mobilku buat parkir di depan rumahnya.. pikir-pikir asyik juga kok ngobrol sama tante Ira... biar kata udah 40 tahun tapi bisa ngobrol gaya anak muda.. itu aja dasar pemikiranku...
" Eeeeeiiiii.... anak muda... gitu dong apelin tante sekali-sekali... " sambut tante Ira ramah banget. Coca cola dingin yang disajikan si Sum babu centil itu hampir tandas, tante Ira nggak muncul-muncul katanya mau ganti baju dulu. Akhirnya kusosot habis juga minuman itu setelah kuputuskan mau jalan aja...
"Bonny... naik aja, ngobrol di atas aja yuuk.. " kudengar panggilan tante Ira dari lantai atas, dilantai atas memang ada ruangan yang dibikin home theatre... beberapa kali kusetubuhi Beby di ruangan itu sambil nonton BF... tentu saja waktu nggak ada tante Ira. Benar saja tante Ira sudah menunggu di ruangan itu... busyyyeett.. tau nggak Jack... aroma parfum mahalnya semerbak lembut memenuhi ruangan itu... dan yang bikin biji mataku hampir meloncat keluar pakaian yang dipakai doi... gaun panjang transparant, mirip gaun tidur, aku yakin tante Ira nggak pake daleman alias BH en celana dalem, sebab di bagian itu bakal kelihatan bayangannya kalo doi pake... agak canggung juga pada awalnya, palagi ketika tante Ira menumpangkan kaki satunya di kaki yang lain, pahanya kebuka, ternyata gaun itu berbelahan samping sampai ke pinggang. Tapi gaya ngobrolnya yang santai membuatku agak santai juga walaupun mata ini lebih sering menatap karpet atau langit-langit rumah, sebab menatap kedepan yang kutemui kalo nggak paha panjang berkulit mulus, atau buah dada montok dengan puting susu yang tercetak jelas di balik kain transparant itu.
"Kamu kenapa siih... kaya orang kedinginan..." tegurnya melihatku yang salah tingkah.
" Iya tante ACnya dingin banget..." jawabku asal kena, tapi memang di ruangan itu kurasakan dingin sekali.
"Tante punya minuman sampagne, mau kamu Bon...? lumayan buat anget-anget..." Katanya sambil membuka kulkas di sudut ruangan... wooow... ketika kulkas terbuka aku menyaksikan silhoutte tubuhnya yang terbentuk karena sinar terang dari dalam kulkas menghilangkan bayangan kain transparant. body yang sempurna dan memastikan perkiraanku bahwa tubuh berbody gitar ini tanpa pakaian dalem, bahkan kulihat bayangan rambut kemaluannya, karena tante Ira berdiri agak mengangkang, agak lama juga kunikmati pemandangan ini.setelah menuangkan minuman dijatuhkannya pantat montoknya di sebelahku.
"Ayo anak muda, demi kehangatan tubuh..." kata tante Ira sebelum kita toast.... kuteguk setengah gelas sampagne,... busyet... doi segelas disikatnya sampagne itu tandas... kuikuti aja toh rasanya enak nggak kaya minuman keras lainnya... nggak lama gelasku penuh lagi, karena tante Ira menuangkan lagi minuman enak itu... sampai beberapa kali.
"Gimana Bon..? sudah hangat tubuhmu...?" tanya Tante Ira.
" Iya tante apalagi deket tante... jadi hangat..." Aku tak menduga jawabanku menjadi kacau begitu, tapi aku heran tante Ira malah ketawa geli dan tubuhnya makin mepet ke tubuhku.
" Kamu pikir tubuh tante ini kompor, bakal ngangetin masakan...? kamu deket tante aja hangat, apalagi nempel pasti mendidih... hi... hi... hi... " kepalaku yang mulai pusing akibat minuman, makin pusing aja sebab toket montoknya dengan kekenyalannya menempel ketat di dadaku, sementara kepalaku diusap-usapnya manja.
" aduuhhh... kalo ini sih nggak mendidih lagi, tubuh tante bagai kompor listrik yang rusak... jadi bikin korsleting..." jawabku ngawur. Tante Ira ketawa ngakak... jari jemarinya yang indah menelusup dan menggelitik masuk ke dadaku, matanya bersinar binal menatap wajahku dengan gemas. Kesadaranku mulai goyang, entah kapan mulainya tahu-tahu di layar lebar home theatre itu sudah terpampang adegan mesum dari film BF, dan baju hemku sudah terbuka seluruh kancingnya sehingga dadaku terbuka lebar... uuiihhh... buah dada tante irapun sudah terbuka sebelah dan kini menggesot-gesot dadaku... entah siapa yang memulai, bibir kami berpagutan, lidah tante Ira menggeliat liar melata masuk ke mulutku, membelit lidahku dan dengan gemas kuremasi buah dadanya yang ternyata memang mengkal menggemaskan.
" kamu nakal Bonny... harus diajar sopan... " desisnya sambil diremasinya selangkanganku, bahkan dengan lincahnya ikat pinggangku berhasil dilolosinya dan mencuatlah kejantananku dari balik celana jeansku.
"Iiiihhh... kamu malah nantangin ya...?" celoteh tante Ira disela-sela dengus nafasnya yang memburu penuh nafsu, sambil meremasi kontolku yang sudah setengah ngaceng... dadaku diciumi dan dijilatinya, aku menikmati aksi itu sambil tanganku tak lepas meremasi buah dadanya yang memang montok dan kenyal, sesekali kupelintir-pelintir puting susunya.... wow... alamak... berbarengan dengan adegan di film, tante Ira kini juga sedang mengulum dan menjilati kepala kontolku, membuatku menggeliat dan mengeram penuh kenikmatan, kulihat wajah tante Ira berbinar senang melihat ekspresiku merespon aksinya, sesekali batang kemaluanku yang sudah 100% ngaceng ini ditimang-timangnya dengan ekspresi wajah gemas penuh nafsu...
"Mmmm... mantap sekali Bonn... tante suka yang macam begini..." sejenak dikocok-kocoknya batang kemaluanku dan kembali dikemotnya.
" Iiiihh... keras banget Bon... gede lagi... tante jadi ngeri dehh... mmmm... ccllp... clpp" kuamati saja tingkah wanita setengah baya ini sambil kunikmati aksi oral sexnya yang canggih.
" Boon... tante juga mau digituin... " rengeknya manja sambil berdiri, langsung saja kusergap selangkangannya karena dengan aku duduk di sofa rendah itu wajahku tepat di depan bukit vaginanya yang di selimuti rambut subur tercukur rapi.
" Aiiihh..! kamu nggak sabaran deh... " protesnya centil, namun selanjutnya dengan posisi berdiri tante Ira mengatur posisinya dengan lihay, kaki kirinya ditumpangkan di sandaran sofa, sehingga wajahku tepat diantara selangkangannya
Wuuiiihhh... tercium semerbak bau harum, begitu selangkangan tante Ira mengangkangi wajahku, entah parfum merek apa yang memproduksi parfum memek... segera aku beraksi menunjukkan kecanggihan oral sexku... kudaratkan ciuman dan jilatanku ke seputar bukit vagina yang sudah menggembung gemuk akibat gairah seks yang meningkat.
" Booonnn... geliii doong sayaang... iiihhh... kamu nakal banget...." tante Ira mulai gemas karena lidah dan bibirku belum juga singgah di tempat yang dimauinya... pinggulnya bergerak gemulai mencari titik kenikmatan.
" Eiiihhh...! yaaa... Bonny... disituuu... nikmat banget Booonnn..." celoteh tante Ira, begitu ujung lidahku menyambar clitorisnya yang mengintip malu-malu... Rupanya tante Ira bukan seorang yang penyabar... rambutku direnggutnya sehingga kepalaku terkunci dan dengan mengerang-erang histeris dibesot-besotkanya clitorisnya kemulutku...
"Hiiiii...! kamu nakal Booonn... hhooo... inii nikmaatnya bukan maenn... sayaang..sssshhhh..." volume suara tante Ira makin meninggi sehingga lebih mirip teriakan... Pada suatu kesempatan, butir clitoris yang makin mengeras itu kukulum lembut dengan bibirku, kusedot-sedot lembut sambil lidahku mengusap-usap mesra...akibatnya sungguh hebat.. diiringgi lenguhan panjang, tubuh sintal tante Ira mengejang...
" Uuuuuuunnnggghhh....! Boooonn... kamuu pinteeerrr dehhh...!! ooooowww...!!" sebuah ekspresi khas wanita mencapai orgasme ditunjukkan oleh tante Ira, tubuhnya menggelejat, bagai tak terkontrol...
" Iiiihhh... tak kusangka... kamu pinter mainin tubuh perempuan... bocah ganteng..." bisik tante Ira sambil menggelendot manja di pangkuanku, setelah disambar badai orgasme...
" Tapi saya yakin tante jauh lebih pinter dari saya, makanya saya pingin diajarin..." jawabku sambil sesekali kukecupi bibir manisnya.
" Eeeh... kamu percaya nggak sih... dengan oral sex, jarang banget tante bisa orgasme, seumur-umur bisa dihitung jari deh...ini siiihh... bibir kaya begini ini yang bikin tante lemes sebelum tempuuurr... " bibirku dijewer mesra... matanya menatap bibirku penuh hasrat birahi, sampai bibir manis yang setengah terbuka itu gemetar menahan gemas... akhirnya dengan penuh luapan birahi, bibirku dilumatnya habis-habisan... kembali dengus nafas betina tante Ira menderu, menuntut penuntasan. Tubuh sintal yang duduk mengangkangi pangkuanku itu bembesot-besotkan buah dada mengkalnya ke dadaku dan menggoser-goserkan bukit vaginanya ke batang kemaluanku... wajahku habis dihujani ciuman penuh birahi... serta leherku dikecupinya denga liar, terasa celekat-celekit di seputar kulit leherku... pantat montoknya yang bergerak gemulai, kuremasi dengan gemas... jari tengah dan telunjukku merambah liang sanggama tante Ira yang ternyata sudah kembali licin dan kurasakan kembang kempis seolah menanti mangsa.
" Boonny... c’mon baby... kita mulai permainan yang sesungguhnya... tante siap menghajar si bontot yang bongsor ini..." bisik tante Ira sambil meremasi batang kemaluanku yang ready combat. Dengan posisi tetap saling berhadapan, tante Ira mengangkang di pangkuanku... batang kemaluanku
dituntun ke liang cintanya yang sudah menganga menanti mangsa... bibir manis tante Ira bergerak-gerak ekspresif mengiringi usahanya menjejalkan batang kemaluanku ke liang sanggamanya, ujung batang kemaluanku digesek-gesekkan ke bibir vaginanya sambil sedikit demi sedikit ditekan.
" Si bontotmu bandel banget... susah disuruh masuk... " bisik tante Ira.
" Punya tante kelewat rapet siih.." jawabku
" Bisa aja kamu, si bontot ini yang kegedean..." sahut tante Ira sambil menggigit bibir bawahnya dengan alis mengerinyit... ketika kurasakan kepala kontolku sudah amblas di jepitan liang sanggama tante Ira... ketika batang kemaluanku masuk setengahnya... kembali ditarik keluar... kemudian masuk lagi, begitu beberapa kali diulang-ulang dengan hati-hati dan aku nggak boleh bergerak oleh tante Ira, ternyata akhirnya habis juga batang kemaluanku ditelan liang sanggama tante Ira... pinggul montok tante Ira mulai bergerak dengan mata setengah terpejam serta bibirnya mendesis lirih... besutan perdana otot vagina tante Ira pada batang kemaluanku sangat nikmat, kurasakan seperti pijitan bidadari... gerakan pinggul tante Ira makin cepat dan makin kuat dan pijitan bidadari itupun semakin menjadi-jadi nikmatnya, aku masih belum mengadakan counter attack... kulampiaskan kenikmatan ini pada sepasang payudara montok yang bergerak-gerak di depan wajahku, kukulum dan kusedot bergantian sepasang puting susu berwarna coklat gelap yang mencuat keras.
"Hooo..! hhooo..! hhh...hhh... nikmat bukan main Booonnn.! oooohhh..!" kembali volume suara tante Ira meninggi... dan makin tinggi..mendorongku untuk menyambut goyang gemulai pinggul tante Ira, kuayunlah pinggulku... sekali, dua kali, tiga kali...dan ke delapan kali ayunan pinggulku...
"Ooooww..! yaa..! yaa..! oooo... my God..! Booonnny..! tante...nggak...tahaaann..!" Suara tante Ira atau lebih tepat disebut teriakan, terdengar parau.Wajah manis tante Ira menegang... bibirnya gemetar... giginya terdengar gemerutuk, cengkeraman tangannya pada pundak dan pinggangku mengencang sehingga kurasakan kuku-kuku jarinya yang panjang menembus kulitku... Tepat pada ayunan pinggulku yang ke sepuluh...
"Aaaaaaaakkkkkkhhhh.....! ya ammppuuunn Boooooonnnyy...!" Teriakan panjang itu mengiringi tubuh sintal Tante Ira sejenak meregang kuat, kemudian menggelejat liar, bagaikan sekarat... ayunan pinggulku kupercepat dan kuperkuat, sehingga terdengar suara ceprat-ceprot dari selangkangan kami... Sesaat kemudian tubuh sintal yang bergerak liar itu menelungkup lunglai di atas tubuhku.
"Terus..kan.. jangan hhh...berhenti...hh..hh Bon... ganti..an tante di..di bawahh... gilaa lemesss bangeth..hh..hhh" bisik tante Ira ketika aku menghentikan ayunan pinggulku... kulihat betapa lunglai tubuhnya.. Kurebahkan tubuh tante Ira di karpet...
"Ayo sayaang.. masukin lagi, hajar tante sepuasmu... " walau dengan suara lirih tapi nadanya penuh tantangan... membuatku bersemangat lagi dan kembali batang kemaluanku menyungkal selangkangan tante Ira...
" Iiihh.. letoy amat siiihhh..." cela tante Ira ketika dirasakan sodokan kontolku setengah-setengah... akupun meningkatkan speed dan power
" Eh..Eh..hhhh... Tante... ya...kin kamu bisa lebih kuat... lagi Boon..." walau dengan kondisi lunglai dan pasrah, kata-kata tante Ira masih bernada tantangan dan membuatku agak panas juga...kuperkuat dan kupercepat rajaman kontolku menghajar liang sanggama tante Ira.
"Aaaihh..! gilaa... hhhooo... sss... ayyyoo Booonn... lebih dalammm..!"Dengan celotehnya yang aneh, kata-katanya keras penuh tantangan,namun rengekannya bernada memelas dan memilukan, entah bagaimana yang dirasakan tante Ira... yang jelas kubaca ekspresi wajahnya nampak menahan sesuatu... entah sakit atau enak dan tubuh sintalnya kembali menggeliat-geliat tak beraturan
" Ooooohhh...! ooooww...! C’mooon baby... jangan letoooyyy... keras... keras...! yaa.. lebih keraaaasss...Oooouugghh..!"akhirnya aku tak peduli lagi... kujawab tantangan tante Ira, dimana kini aku sudah tanpa ampun menghajar liang selangkangan yang terkangkang lebar... kukerahkan seluruh kemampuanku untuk menambah kekuatan dan kecepatan ayun batang kemaluanku keluar-masuk liang sanggama Tante Ira, walaupun kulihat air mata Tante Ira bercucuran bercampur keringat dengan gigi menggigit kencang ujung sprei, walaupun begitu suara celotehnya tak berubah...ditingkahi rengekan yang mirip suara tangis...
"Ampppuunn..! oohh.. oooww.. oooouugght..!! " game point akhirnya tercapai dengan kuberi score 3 orgasme untuk tante Ira, sedangkan pointku 1 kumuntahkan spermaku yang hampir 3 minggu mengendap, ke buah dada tante Ira dan matanya yang nanar menatap dengan saksama proses menyemburnya spermaku yang sangat kental di permukaan kulit buah dadanya yang putih mulus.
"Sss...oooohhh.. iiihhh kental banget Boon...sampe lengket " desis tante Ira ketika dengan tangannya mengusap ceceran pejuhku merata ke permukaan tubuh bagian depannya..
" Boon..nny... tante lemes banget nih... nggak bisa bangun... tolong dong ambilin air es di bawah..." suara tante Ira kudengar lirih dan agak serak, kulihat wajahnya pucat pias dengan sorot mata yang nampak kuyu kehabisan tenaga... tubuh sintal yang mulus tampak berkilat oleh basahnya keringat dan pejuhku... tergolek telentang tak berdaya di karpet ruangan. Ketika aku sedang memilih botol air mineral yang paling dingin di dalam kulkas, telingaku menangkap suara aneh... kucari arah suara sayup-sayup itu... ternyata dari arah dapur di balik dinding ruang makan ini... karena penasaran kucari pintu ke arah dapur... kudapatkan lubang penghubung dari dapur ke ruang makan yang biasa untuk lewat makanan... dengan sedikit mengendap-endap, kudapatkan sumber suara itu... edaann..! gimana nggak edan..? kalian tahu broer... Sumirah... pembokat tante Ira, sedang nungging di meja dapur dengan tubuh bagian bawahnya telanjang, sambil merintih-rintih sendiri... tau nggak lagi ngapain do’i..? lagi masturbasi jack..! gue bilang edan, karena masturbasinya pake dildo alias ****** mainan, dapet dari mana pula si Sum ini... Gila... ngaceng lagi ngeliat gaya si Sum... eh gue ngga nyangka tubuh pembokat ini begitu mulus, kulihat dari pantatnya yang bulat dan bahenol itu sangat mulus bersih... aahh sial aku harus balik ke atas tante Ira pasti nunggu minumannya..
dengan rasa sayang kutinggalkan pemandangan langka di dapur. Di ruang Home Theatre kulihat posisi tubuh tante Ira tak berubah, telentang bugil di karpet ruangan... ternyata si tante tidur pulas banget, berkali-kali kugoyang-goyang tubuhnya sambil kupanggil namanya, bergerakpun enggak... iih.. kaya’ mati tidurnya... tiba-tiba kuingat sesuatu.. langsung aku cabut lagi kebawah... tau dong ente broer... kuintip lagi adegan di dapur... asyiik masih lanjut.. langsung aku menuju pintu dapur dengan langkah hati-hati... Si Sum terjingkat kaget ketika tahu-tahu aku sudah di ruangan dapur.. dengan wajah merah padam perempuan muda ini gugup berusaha menutupi bagian-bagian tubuh bahenolnya yang telanjang... he..he.. rok bawahannya ada di bawah kakiku... akhirnya dengan dengan kain lap piring do’i tutupin selangkangannya yang sempat kulihat jembutnya sangat subur membentuk segitiga kebawah..
"Eeehh... terusin aja Sum.. gue cuma pengen nonton aja... atau mau gue bantuin..." kataku sambil cengengesan... sambil kudekati tubuh bahenol yang meringkuk mojok... mendengar gurauanku rupanya cukup menenangkan hati si Sum yang aku yakin pasti kaget, malu jadi satu
" Mas Bonny, bikin kaget... sih.. nakal banget.." sahutnya lirih, sambil beringsut mengambil rok bawahannya.
" Mau bantuin malah dikatain nakal, gimana siih..?" selakku sambil kuikuti langkahnya...
" Kalo mau bantu... ya nggak disini.." sahutnya dengan suara setengah-setengah, namun matanya mengerling menantangku dengan isyarat ajakan, sebelum kabur keluar dari dapur... Dugaanku tepat do’i masuk kamarnya, dan dugaanku tepat lagi ketika kubuka, pintu kamar itu tak dikuncinya... sengaja... kulihat si Sum tengkurap di ranjang. Aku benar-benar sudah mata gelap... semenjak kontolku dibikin ngaceng oleh aksi masturbasinya tadi, aku naik ke ranjangnya... kusingkap rambut yang menutupi tengkuknya dan kukecupi tengkuknya yang ditumbuhi bulu-bulu halus... tubuh bahenol si Sum bergidik karena ulah nakalku...
" Mas Boonny... gangguin orang aja siih..." Sum merengek manja, namun tak berusaha menghindari kecupan-kecupanku di tengkuknya, malah kuarahkan kecupan dan jilatanku ke punggungnya yang berkulit bersih, setelah kupelorotkan blouse merahnya. Sumirah perempuan 27 tahun bertubuh sedang, badannya subur, namun tak bisa dibilang gemuk, lebih tepatnya bahenol... karena memang kemontokkan payudaranya sedikit di atas rata-rata, dan perempuan ini memiliki pinggang yang cukup ramping, ditopang pantatnya yang bulat serta kemontokan tubuh bagian ini juga agak di atas rata-rata. Wajah..? tidak mengecewakan, bahkan jika didandanin... nggak kalah deh sama Jihan Fahira. kelebihan lain si Sum, adalah genit dan centilnya yang minta ampun... paling nggak tahan melihat lelaki tinggi gede dengan kumis dan jambang dicukur kasar dan tubuhnya banyak bulu.
"Lubangmu udah basah aja siih.." tanyaku setelah jari tengahku merasakan licinnya liang sanggama si Sum.
" Iiihh.. ya jelas dong... seandainya di dapur tadi mas Bonny nggak gangguin, saya udah dapet lho..."
" Ntar gue gantiin 5 kali lipet... langsung gue masukin aja ya..?"
" Saya takut sama nyonya lho mas.."
" Do’i pules banget tidurnya... makanya cepetan gue masukin ya..?.." kataku sambil kusodok-sodokkan kontolku ke selangkangannya.
" Iiiihh ngeriii... gede bangeethh..." desis Sum centil, ketika batang kemaluanku bagai ular merayap di sela-sela pahanya yang masih merapat...
" Gue tanggung bakal mantap deeh..." kataku meyakinkan, sambil tak henti-hentinya tanganku meremasi payudara Sum yang sudah mengembang dan mengeras...
"Sssshhhh.... mas Bonny... asal bikin Sum... puaaas kaya nyonya ...." rengeknya manja sambil menggeliat gemas merasakan nakalnya kuluman bibirku pada puting susu kirinya... Sum mulai membuka pahanya, kubesut-besutkan batang kemaluanku yang sudah membengkak itu ke bibir vagina si Sum... wooow... si Sum mulai membalas seranganku... dihujaninya leher dan dadaku dengan kecupan dan gigitannya... jari-jari tangannya meremasi otot punggungku.
"Eeehhh... hhh... nngghh... maaasss... Sum udaah nggaakk tahann..." rengek Sum di sela-sela dengus nafasnya yang tak beraturan... aku tahu apa yang diinginkannya, tanpa dikomandoi kami segera pasang posisi.... Sum menekuk kedua kakinya yang mengangkang ke atas, sampai lututnya menyentuh payudara, sehingga bukit vaginanya tengadah ke atas dan bibir vagina yang berwarna merah segar dan basah, tampak merekah bergerak kembang kempis seolah menantangku... sejurus kemudian jari-jari lentiknya melebarkan bibir vagina tersebut... giliran aku sekarang yang nggak sabar... dengan posisi setengah berlutut kujejalkan kepala batang kemaluanku kesasarannya... seperti yang sudah kubayangkan... liang sanggama si Sum tak muat dijejali kepala kontolku... lagi-lagi aku diharuskan sabar... apalagi kulihat si Sum meringis kesakitan ketika kucoba memaksakan kepala kontolku untuk menembus liang sanggamanya... maka kugunakan cara yang dipake tante Ira tadi...
"Oookh..! maaass...! sa..sakkiiit..." keluh si Sum memelas... dengan ekspresi meringis menahan sakit, ketika kepala kontolku berhasil menembus masuk.
" Tahan Suum... hhh... " keringat berhamburan dari pori-pori tubuh kami, dalam upaya penembusan di pintu nikmat...akhirnya diiringi rintih sakit dan usaha keras... amblas jugalah batang kemaluanku di liang becek di tengah selangkangan si Sum... kudengar si Sum membuang nafas lega dan menjatuhkan kepalanya ke ranjang... sesaat kemudian si Sum menyatakan siap tempur, aku memulainya dengan meludahi arena pertempuran, untuk membantu pelumasan.
"Ooohk.. pelan maass...sss ho’ooo iyaaahh.. " pelahan tapi pasti, kesulitan mulai berkurang dan sedikit demi sedikit kenikmatan mulai terasa...dibandingkan dengan postur tubuhku, tubuh si Sum nampak kecil... tapi tubuh kecil si Sum ternyata menyimpan energi luar biasa, dan tak kusangka ternyata tubuh bahenol ini sangat lihay memainkan jurus-jurus goyang dan geol yang cukup menunjukkan bahwa si Sum ternyata berpengalaman ngeladenin syahwat lelaki... semua variasi geraknya memberikan kenikmatan untukku... sementara si Sum sendiri terbaca dari ekspresi wajah dan gerak maupun ekspresi suaranya, sangat menikmati serangan olah sanggamaku
"Heh... hh.. heh... mas Boo..nny Sum ndak bisa nahan lebih lama... barenggiin yaa..? tahhan... maass... hajar lebih daleemm lagi..." Ekspresi wajah dan gerak si Sum mulai gelisah... kubaca kondisi ini dan keluarlah aji pamungkasku... kedua tangan Sum kutekan ke ranjang sehingga terkunci nggak bisa bergerak lalu dengan kedua kakinyapun kubuat terbatas gerakannya... mulailah ayunan pinggulku kupercepat dan kuperkeras... kepala batang kemaluanku merajam tanpa ampun dasar liang sanggama Sum dengan kecepatan semakin tinggi dan hajaran semakin keras...akibatnya... tanpa dapat ditahan tubuh bahenol Sum menggelejat liar melepas orgasme.
"Oooowwwhhhh..mas...mas...massss Boonn..nnyy.. nnnggghhh...!" lenguhan panjang mengiringi lepasnya kenikmatan seksual seorang wanita... aku masih stabil mengayun dengan hi speed dan hi power.... dengan posisi tetap terkunci kulihat kembali wajah Sum menegang dengan mata membelalak menatapku seolah takjub...
"Ooooww...! hoooohhh... maaaassss... Suumm dapettt lagggggiii!" tubuh bahenol si Sum kembali kelojotan hebat disambar orgasme keduanya... pada saat itu si Sum masih berusaha menundukkan kesaktian kejantananku dengan menggeol pinggul sejadi-jadinya.
"Woooohhh...! ayooo... keluariiin... mmaass..hhhhiihh..!" seru si Sum dengan wajah penasaran... liang sanggama yang semula seret dilalui batang kemaluanku, kini terasa licin dan begitu loncer, sampai mengeluarkan suara ceprat-ceprot, karena membanjirnya cairan vagina si Sum akibat dua kali orgasme.
"Gimana Sum..? hhh... masih pingin dapet lima kali.." tanyaku sambil masih mengayun kemaluanku memompa liang sanggama si Sum yang semakin becek.. kali ini ayunanku tak sekencang dan sekuat tadi.
"Ngghh... bisa semaput mungkin... wih.. wih mas Bonny kaya badak... kuat banget..." jawab si Sum sambil mengulumi puting susuku dan kurasakan pinggulnya bergerak lagi.
"Maass... ntar pejuhnya keluarin di sini yaa..?" kata si Sum sambil menjulurkan lidah panjangnya.
Sekali lagi tubuh si Sum menggelepar gila disambar orgasmenya yang ketiga, dan kira-kira 2 menit kemudian saatkupun tiba... kuhajar liang sanggama si Sum dengan kejamnya, menjelang muncratnya sang bubur sumsum... dengan gerakan yang sangat kompak dalam mengatur posisi... akhirnya muntahlah lendir syahwatku ke rongga mulut si Sum dan disambut dengan sangat rakus oleh wanita berbody bahenol ini, bahkan disedot-sedotnya batang kemaluanku sampai benar-benar kering spermaku.
"Iiih... mas Bonny ternyata jagoan ******* lho... seumur-umur baru sama mas Bonny ini Sum bisa keluar berturut-turut... iiiihhh... ngeriii deeh.."kata si Sum menyatakan kekagumannya, sambil menyisir rambut hitamnya didepan cermin.
"Kenapa kok ngeri...?" tanyaku sambil mencari kemana jatuhnya celana dalamku.
" Kalo ketagihan gimana...? enaak banget siih.." si Sum membungkus tubuh bahenolnya dengan handuk.
" Selama pusaka gue masih bisa ngaceng, lu pingin dapet enak berapa kali gue kasiih.."sahutku sambil mengenakan celanaku.
" Iiiihhh... dasar lelaki... ngomongnya doang... kaya mas Bonny ini, pertama anaknya disosot, terus nyokabnya digagahi pula... eh.. eh... babunyapun dihajar juga..!" kata si Sum sambil ketawa genit.
" Sialan lu... siapa suruh mengumbar memek sembarangan. Eh... Sum lu punya ******-kontolan beli dimana lu...?"
" Oooohh.. dari nyonya, dulu Sum pacaran sama Supar tukang siomay... ketahuan nyonya, saya lagi dientot di garasi... nyonya takut Sum meteng... lalu Sum dilarang pacaran sama Supar..."
"Hubungannya ama ****** mainan itu apa..?"
" Sum bilang, kalo 3 hari nggak dientot lelaki, Sum suka pusing dan uring-uringan... terus itu dikasih mainan itu sama nyonya... lumayan bisa dipake kapan saja Sum pengen..." Celoteh Sum sambil menimang-nimang dildo pemberian tante Ira...Tepat jam 24.00 gue balik ke ruangan Home Theatre... kulihat tubuh tante Ira masih belum berubah posisinya... benar-benar pulas tidurnya, Gue duduk di sofa sambil menikmati Coca cola kaleng yang gue bawa dari bawah... duduk di ruangan ini gue jadi inget waktu hubungan gue ama Beby lagi hot-hotnya... di ruangan ini pula pertama kali gue setubuhin tubuh montok Beby... setelah kena gue bo’ongin...gue inget itu setelah 2 minggu gue resmi macarin do’i...
" Beb... nonton VCD aja yuuk... gue baru dapet kiriman dari Anto’ temen gue yang di Amrik... " Setelah hampir 2 jam ngobrol berdua di ruang tamu.
" Ah elo, udah bosen ya ngobrol ama gue? ditonton di rumah kenapa..?" Sahut Beby sengit.
" Beby, karena gue pengin nonton berdua ama lu... gue rasa lu juga suka..."
" Iiih sok tau deeh... emang lu tau film kesukaan gue....? ayyooo deh sayyyaangg... gitu aja ngambek.." Beby bangkit dari duduknya sambil merapikan blouse dan roknya yang sempat gue bikin lecek saat session peluk, remas dan cium selama setengah jam... yang akhirnya bikin gue horny berat berkepanjangan... udah gue niatin bahwa malam ini, gue harus bisa meranjangkan Beby... bosen aja lebih sepuluh malem gue dibikin horny lewat peluk, cium dan remasan-remasan di ruang tamu rumahnya... nggak tuntas friend... kalo nggak nyokabnya lewat, si Sum sambil nyeletuk jorok...
"Oooh my God... lu tau aja Bon film kesukaan gue..." bisik Beby yang duduk di sebelah gue.. setelah seperempat jam film terputar...
" Itu salah satu bentuk perhatian gue ke orang yang gue sayang..." sahutku spontan... padahal sungguh mati tau juga enggak kalo Beby suka film-film yang agak jorok, seperti film VCD yang gue pinjem dari Tedjo temen gue.
" Cuma gue nggak tau kenapa lu suka dengan film begini Beb..?" tanya gue lembut.
" Karena gue kepengin jadi cewek dalam film itu.." jawab Beby dengan suara mendesah, gue menangkap nyala gairah dalam kerling matanya yang sekejap menyambar mata gue... gue tangkap isyarat itu... gue peluk tubuh Beby dengan lembut... " Gue akan mewujudkan apa yang lu pingin..." Sahutan gue segera disambutnya dengan ciuman bibir yang hangat... bibir kami berpagutan dengan gairah yang mulai menggelegak, lidah dalam rongga mulut kami saling belit dengan liar... gue rasain desah nafas Beby mulai tak beraturan,
tangan gue mulai gerayangan masuk kebalik blouse Beby, tubuh sintal Beby menggeliat dan mendesah lirih ketika tangan gue mengelus kulit pinggangnya dan bergerak menggelitik punggungnya, kembali tubuh sintal ini menggeliat resah mendesak ketubuh gue disertai remasan gemas pada otot punggung gue... gue ngerasain kekenyalan payudara montok gadis berdarah Menado ini... sekali sentil lepaslah kaitan BH berukuran 36B di punggung Beby...
" Oooohhh... Boonnyy..." desahnya lirih dengan mata setengah terpejam
" Sayaangg..." sahut gue pendek
" Lu bandel..." katanya sambil merenggut T-shirt gue lepas dari tubuh... dan gue juga ngelakuin hal yang sama.... mata gue nanar ngeliat kemulusan tubuh atas Beby yang baru kali ini gue liat seutuhnya, payudaranya yang montok nampak mengkal mengeras dengan puting susu berwarna merah tua tampak mencuat ke depan... Gila bener gue ga’ sabar friend... gue sosot aja langsung puting susunya sebelah kiri....gue mainin lidah gue disitu.
" Ooooww.. my god... Bonnny lu emaaangg bandelll..." tubuhnya menggerinjal keras. posisi tubuh Beby kini duduk mengangkang di pangkuan gue, saling berhadapan... Tubuh indah Beby hanya terbalut CD mini berwarna hitam... ooo... friend tangan gue kaya nggak bosen ngeremesin payudara indah Beby yang sangat montok dan kenyal bak karet... gue yakin ekspresi wajah Beby menunjukkan rasa kenikmatan... dan gue juga yakin do’i pasti suka... sebaliknya dengan liar do’i membalas dengan ciuman-ciuman yang variatif pada leher dan muka gue... dada bidang gue tak lepas dari remasan atau lebih tepatnya cakaran jari jari lentik berkuku panjang itu.. nafas betinanya mendengus tak beraturan... tangan gue mulai merayap ke balik CD hitamnya dan gue remasi pantat besarnya yang terus di goser-goserkan ke tubuh gue... gue temuin lubang anusnya... sejenak gue elus-elus dan bergerak lagi sedikit gue ketemu sekumpulan rambut halus yang lumayan lebat... jari gue menerobos rerimbunan rambut kemaluan Beby... sampai gue temuin belahan bibir vaginanya... ternyata udah basah licin...jari gue bergerak menggelitik syaraf-syaraf perasa pada kulit bagian ini.
"Booonnny.!! terusin...!!! sayannnnggg gue pengin tuntasin hasrat ini..." suara Beby bergetaran parau merespon aksi jari gue di selangkangannya. Gue rebahin telentang tubuh Beby diatas sofa hitam Beby pasrah ketika CD hitamnya gue lepas, waoow.. manakala sepasang kaki panjangnya direntang lebar... mempertontonkan bibir vagina yang merah basah dikelilingi rambut kemaluan yang rimbun terpotong rapi... tanpa banyak cincong kusosot pangkal selangkangan indah itu, gue mainin tarian lidah di antara bibir vagina yang beraroma khas...
"Sssss...hhhoooo..! " pinggul besar itu bergerak gemulai menyesuaikan dengan tarian lidah gue, diiringi rintih dan desah yang menggambarkan kenikmatan birahi seorang wanita, lidah gue menari lincah membesut liar klitoris yang kian membesar dan mengeras... jari tengah gue menyelinap diantara bibir vagina dan langsung memasuki lorong berlendir licin... Beby mendesah panjang manakala jari tengahku yang panjang dengan nakalnya menggelitik dinding liang cintanya.... tangannya menggapai selangkanganku yang sudah menggembung, akibat desakan kemaluanku
" Booonnyy... gue pingin punya lu... iiihhh... keras banget... gede nggak Bonn...?" sambil ngoceh nggak jelas, Beby dengan cekatan berhasil menelanjangi gue, posisi kita menjadi 69, kembali gue dengar teriakan kagum dari Beby yang kini gue yakin sedang berhadapan dengan to’ol gue yang panjang maksimumnya 18cm dengan diameter 5.5cm.
" Gilaaaa... baru kali ini gue temuin musuh seseram ini... gue suka Bonnn.... gue nggak sabar pengin segera ngerasain, yang segede lu punya.. iiihh keras lagi" kata Beby dengan suara mendesis bernada kagum, ooow maak.! batang kemaluan gue dihajar bibir indah yang rada dower milik Beby, lidahnya dengan lincah menjelajahi area selangkangan gue, bahkan dubur gue nggak luput dari aksi lidahnya yang liar dan nakal... dalam posisi 69 ini, serangan balikku tak kalah galak... klitorisnya kukenyut-kenyut dan kuoles-oles lembut dengan sapuan lidahku... sementara jari tengahku menjelajahi liang becek menggelitik syaraf-syaraf birahi di seputar dinding liang sanggamanya...
" sssh.. sss ampuun Boonn...! ooowww gue nggak tahan... hh hh.. gue pengen... orgasme dengan si bongsor ini..." seru Beby dengan suara gemetaran, gue belum jawab, Beby sudah merubah posisi.. Do’i rebah telentang di sofa dengan sepasang kaki panjangnya terentang lebar, mempertontonkan anatomi rahasianya... sepasang bibir vagina yang merah basah menggembung gemuk, bergerak kembang kempis menanti mangsa, dikelilingi rambut-rambut halus yang lumayan lebat... matanya yang agak sipit menatap gue dengan tajam penuh ketidak sabaran...bibirnya yang dower seksi monyong-monyong seakan memprotes gue yang lelet..
" Booonn... hhh...hhh... ayo sayaaangg.. lu juga bakal gue kasih nikmatnya olah cinta gue... mmm...ooohh..." suaranya mendesah dan mendesis, sambil jari-jari tangan kirinya mengelusi kadang menjebirkan bibir vaginanya yang sedower bibir atasnya... Dengan gaya yang sangat cool gue berlutut diantara pangkal pahanya... gue remas sepasang payudara montoknya dengan dua tangan... cewek Fak. Ekonomi setahun di bawah gue ini mengeram resah... hhmmm sepasang kaki panjangnya bergerak menjepit pinggangku , sehingga bibir vaginanya yang licin menempel erat ke batang kemaluanku yang mengacung galak... kemudian dibesot-besotkannya belahan bibir vaginanya yang basah dengan liarnya... matanya tampak mengerinyit kesal.
" Bonny lu nakal banget siiih... " protesnya
" Gue suka ngeliat cewek yang nggak ketahanan nafsunya... bikin gue tambah terangsang.." sahut gue kalem, sambil mata gue menatap matanya penuh arti.. kepala batang kemaluan gue yang mirip topi baja itu gue oles-olesin di sepanjang belahan bibir vagina Beby sampai menyentuh klitorisnya yang mengintip malu-malu, disambut desah resah, pinggul montoknya yang terus bergerak, bergoyang dan menggeol gemulai oooh merangsang sekali, wajah gemasnya terpancar jelas lewat sinar matanya yang agak sipit... ekspresi bibir dowernya, kadang bibir bawahnya digigit, monyong-monyong atau meringis memperlihatkan giginya yang beradu dengan rahang mengeras... mmm...ssss kali ini gue yang nggak tahan melihat ekspresi wajah Beby yang sangat natural
Gue arahin ujung topibaja kemaluan gue ke pintu liang sanggama Beby... dan langsung gue ayun masuk, tubuh Beby menggerinjal.
" Akkhh..!" serunya tertahan, wajah Beby gue lihat meringis kesakitan dan mata sipitnya terbeliak menatap gue.
" Pelan-pelan sayaang... gue makin nggak sabar... ayo lagi.." desisnya penuh penasaran.. Gue ulangi langkah pertama tadi, dengan agak hati-hati... beberapa kali ujung topi baja ****** gue kepeleset ke samping atau kebawah.. walaupun ludahku berhamburan di pintu liang sanggama untuk membantu melicinkan jalan masuk yang sempit... beberapa kali gagal membuat Beby tambah semangat... dikangkangkannya selebar mungkin pahany a dan kedua tangannya menahan kakinya...
"Yaaa....! tekaaannnn... hoo’o...ssss.. aahhh..! Boonny tahann..." dengan ekspresi yang sulit gue ceritain.. Beby memberi aba-aba... dan gue berhenti mendorong sementara topi baja itupun amblas..gue lihat nafas beby tersengal sengal dengan keringat mulai berhamburan membasahi tubuh mulusnya...
" Dorooongg lagi... dengan lembut saayyyaangg....ooookkkhhh..!" kembali gue bergerak dan berhenti ketika gue lihat telapak tangan kanannya membuka lebar seperti memberi kode berhenti... setengah panjang batang kemaluanku kini amblas tertanam di pusat selangkangan Beby.
" Siapa takuut..?" bisik Beby... setelah beberapa saat tubuhnya tak bergerak bagaikan mati dengan nafas tersengal-sengal... matanya yang sipit menatap gue penuh tantangan... tiba-tiba gue rasain gerakan lembut seakan mengurut dan menarik batang kemaluan gue yang amblas di liang sanggama Beby... ternyata Beby menggunakan otot perutnya, membuka jalan masuk batang kemaluan gue ke dasar liang sanggamanya, gue sedikit bergetar dengan kenikmatan yang gue rasain dan akhirnya amblaslah hampir seluruh otot tegang di selangkangan gue tertelan liang cinta di pusat selangkangan beby...
" Ayo jantan... berdansalah di atas tubuh gue.." bisik Beby sambil lidahnya yang runcing panjang menggapai daun telinga gue...dengan gerakan coba-coba kuayun lembut pinggul gue..keluar dan masuk... Beby mendesah dengan mata setengah terpejam.
" Nikmat Beby sayang..?"
" Bukan main... otot jantan lu memenuhi liang cinta gue, teruskan sayaang jangan ragu.."desah Beby dengan mata masih terpejam tampak menikmati, sambil menggerumasi rambut gondrong gue. Tarian pinggul gue, disambut desah dan desis kenikmatan disertai remasan lembut jari-jari lentik Beby pada segenap otot punggung gue, dan gue nikmatin jepitan liang sanggama yang sempit. gue tambah power dalam ayunan pinggulku...disambut rintihan manja Beby dan jepitan itupun makin nikmat gue rasakan.
" Bonny...oohh... otot jantan lu menggelitik seluruh... syaraf liang cinta gue..." mendengar respon Beby dansa gue tambah ekspresif...
"Yaaahh..! Booonny... lu galak bangeeettt... gue sukaa sayaang... yaaa... terus.. Boonnn..!"suara Beby meninggi dan gue rasakan pinggulnya mulai bergoyang bertanda otot elastis liang sanggama Beby mulai bekerja... selanjutnya gerakan tubuh kami yang menyatu semakin liar. Pinggul gue mengayun menghantar rajaman kejam kepala batang kemaluan ke dasar liang sanggama Beby, tanpa ampun... sementara tubuh sintal di bawah tubuh gue pun menunjukkan perlawanan gigihnya, pinggul bulatnya tak hentinya bergoyang dan menggeol gemulai mengcounter serangan gue, agaknya Beby mulai mengeluarkan jurus-jurus goyang pinggul simpanannya... dari yang rasanya ****** gue kaya dikemot-kemot mulut ompong sampe yang rasanya ****** gue dilipet-lipet didalam liang sanggamanya... pokoknya semuanya ampun deh nikmat bener... wajahnya kadang beringas menatap gue penuh dendam... kadang matanya menatap wajahku dan seolah mengatakan rasakan goyang pinggul gue..! kadang dengan mesra kecupan bibir dowernya menjelajahi leher dan dada gue... bahkan desahan panjang bernada putus asapun sempat keluar dari mulutnya.
" Lu... oohh... hh.. hh.. e... emang pejantan sejati Bonn... hh..uuhh..." rengek Beby menunjukkan kegeraman, mata sipitnya menatap mata gue dengan sinar mata gemas, menyusul meredanya goyang pinggul Beby yang bak pusaran angin puting beliung...
" Gue nikmatin keliaran lu sayaang..." gue perlambat ayunan pinggul gua...
" Gue yakin... lu bangsa pejantan yang tahan lama gue suka hh..hhh.. bikin gue nikmat dengan gaya yang lain Bonn..." desisnya dengan sinar mata sipitnya yang tajam, tubuh bahenol itu melepaskan diri dari himpitan gue... Tubuh indah itu berdiri mengangkang menghadap TV monitor raksasa, kedua tangannya mencengkeram erat frame besi TV monitor tsb. setelah pantat bulat itu ditunggingkan.
"C’moon honey, hajar gue dari belakang..." mata sipitnya melirik ke arah gue yang masih telentang di sofa sambil mengocok batang kemaluan gue sendiri agar terjaga kengacengannya, gue ngeliat bentuk shilhoutte tubuh Beby yang menggeol-geolkan pinggulnya di depan TV monitor yang sedang menyuguhkan gambar wajah 3 orang wanita yang sedang berebut sperma yang berhamburan dari sebatang ******... Singkat kata denganpose itu Beby gue hajar habis-habisan, tubuhnya yang tergolong tinggi memungkinkan untuk itu, tubuhnya meliuk-liuk dengan erangan-erangan tak lagi ditahan.
"Booonnn...! Haaaa...rrgghh..! hhhhoooo... gueee..! saaaammmpeeee laaggiii... Aaaaarrrrggghh..!" Tubuh indah ini menggelejat hebat untuk ke 2 kalinya... tanpa berhenti gue hajar lebih gila lagi....nggak sampe 30 detik setelah orgasmenya yang ke tiga...
"Ooooohhh shiiit...! ammpppuuunn.. Boonn gue dapeeeeeett laggggghhhooooowww..!!!" kali ini kedua tangannya menggapai ke leher gue dan tubuhnya bergantung pada tubuh gue.. setelah tubuhnya berhenti menggelejat bak orang sekarat dengan suara seraknya melolong penuh kegemasan...
" Gue isep aja ya sayy... gue nyeraah deh... hhh.. hh" bisiknya lemah.. ditengah nafasnya yang belum beraturan... iiihh, pucet banget mukanya...apa boleh buat... malem itu peju gue berhamburan di wajah Beby....itupun tanpa sempet ngebersihin peju gue yang belepetan di wajahnya... langsung pules do’i ketiduran... ya uddeh.. gue cabut aja.
setelah gue selimutin tubuh bugil Beby cewek gue... Sambil siul-siul kecil gue turun tangga, busyeet di anak tangga ada onggokan pakaian dalem perempuan... seinget gue Beby gue telanjangin di ruang Home Theatre... sayup-sayup gue denger... busyet ga’ salah orang lagi ML... langsung gue ngendap-endap mencari sumber suara... untung tempat gue bediri agak gelap...naaahh... ketemu lu... whaaattt??? nyokapnya Beby... lagi disetubuhin laki-laki yang gue kenal karena beberapa kali ketemu di rumah ini...
" Aaaahh... Deeenn... tunggguu dooonngg..!" keluh Tante Ira dengan nada kecewa dan gue lihat laki-laki itu mencabut kontolnya dari memek Tante Ira dan semburatlah peju kental diatas perut Tante Ira banyak sekali... namun tanpa respon dari Tante Ira...
" Sooorry hh...hhh... sayaaanng Abang ngggak tahann..." kata Oom Deden dengan nafas ngos-ngosan...
" Sorry...? uuuh sebel masak udah hampir seminggu gue nggak dapet juga... udah abang coli aja di rumah...uuuuh..!!" Tante Ira meninggalkan Oom Deden yang bengong. Mata gue mengikuti langkah gemulai Tante Ira yang telanjang bulat memasuki kamar mandi .... alamak... tubuh wanita setengah baya itu ga’ kalah sama anak gadisnya.... toketnya yang besar tampak mengkal dan masih kencang tegak, dan tubuhnyapun tampak masih singset tak berlemak.... kulihat oom Deden menyusul ke kamar mandi yang memang tak terkunci... kesempatan buat gue merat keluar rumah. Udah deh sejak saat itu Beby bagaikan tersedot magnet, lengket ama gue terus.



Bonus
Crot di PosKamling

Sosis BerJilBab
Dr. Ella Mantabs

Suami - Suami Takut Istri XXX

2 komentar
Mbak Pretty adalah seorang janda cantik yang tinggal di sebuah komplek perumahan. Wajahnya cantik dengan mata bulat indah, hidung mancung dan bibir yang tebal sensual dan selalu basah mengundang lelaki manapun untuk melumatnya. Suaranya pun serak-serak basah mengundang. Tubuhnya tinggi semampai seperti model dengan lekuk-lekuk indah, kulit putih mulus dan buah dada yang luar biasa ranum menggiurkan dengan ukuran 36C
Pendeknya semua orang yang normal pasti mau tidur dengan Pretty. Wanita ini memiliki tubuh yang seksi seperti bidadari dan memiliki kecantikan luar dalam. Ditambah perilaku yang sangat lembut dan ramah, makin lengkaplah kesempurnaan Pretty. Ya, semua orang pasti punya pandangan mesum pada janda muda itu.

Para lelaki di komplek itu seperti Pak RT, Mas Karyo, Bang Tigor, Uda Faisal bahkan satpam seperti Dadang mempunyai nafsu yang sama pada Pretty. Mereka selalu bersikap baik dan mencari muka saat bertemu ataupun berpapasan dengan Pretty. Maklum sebagai janda kembang apalagi cantik dan seksi, Pretty bagaikan kembang yang menarik kumbang di sekitarnya. Para lelaki yang telah beristri itu berlomba-lomba menawarkan kebaikan pada Pretty seperti membawakan belanjaannya, membantu membereskan rumah dan lain-lain hanya untuk berlama-lama bersama wanita cantik itu. Mereka bisa memuaskan dahaga nafsunya dengan mencuri-curi pandang ke arah semua titik lekuk keindahan tubuh Pretty.

Pretty yang masih muda dan jelita adalah wanita impian para lelaki. Sejak pindah ke komplek ini, mereka tak pernah melewatkan mengamati janda muda yang segar itu. Wajahnya yang cantik, tubuhnya yang seksi, baunya yang harum, kakinya yang jenjang, kulitnya yang putih mulus, rambutnya dicat kepirangan yang panjang sebahu, buah dadanya yang montok dan membusung, pantatnya yang bulat, semuanya suka.

Pretty bukannya tidak sadar akan hal itu. Apalagi dengan statusnya sebagai janda kembang Pretty tahu para lelaki itu hanya ingin mendapat perhatiannya atau malah hanya ingin mencuri-curi lihat tubuhnya yang memang padat dan sekal. Pretty sendiri bangga akan penampilannya dan amat sadar akan daya tarik tubuhnya. Ia suka memaki baju dnegan belahan dada rendah yang memperlihatkan pangkal buah dadanya yang penuh dan rok mini yang menampakkan paha mulusnya .Ia suka pura-pura mengambil barang sambil membungkuk, saat ada lelaki yang sedang memperhatikannya, karena bila ia membungkuk maka bagian dadanya seperti hendak meloncat keluar dari bajunya karena gaya gravitasi menarik buah dadanya begitu berat, kaosnya menjadi makin ketat dan pantatnya menungging indah, membuat kemaluan setiap laki-laki memberontak dan mengeras

Pak RT lebih gila lagi. Dengan bermodalkan kedudukannya ia sering kerumah Pretty untuk mengurus surat-surat sambil cuci mata. Tak jarang ia menwarkan bantuan. Padahal istri Pak RT ini sangat galak dan bila ia tahu kelakuan suaminya pasti dilabrak tanpa ampun. Pretty sih senang-senang saja karena ia menjadi lebih mudah mengurus segalanya.
Hari ini Pak RT lebih beruntung lagi, karena tadi pagi sempat mencuri celana dalam Pretty yang belum dicuci. Dia sempat mencium bau harum belahan selangkangan Pretty dari celana dalam bekas pakainya itu. Setelah istrinya tidur, malamnya Pak RT beringsut ke kamar mandi dengan sembunyi-sembunyi sambil membawa celana dalam Pretty. Buat apa lagi kalau bukan buat coli? Ia segera bermasturbasi dengan membayangkan wajah Pretty dan mimpi bercinta dengan janda muda itu dari segala macam posisi. Pak RT merem melek dan mendengus-dengus penuh nafsu.

‘Wah,’ pikirnya. ‘Kalau cuma begini terus, bisa rusak ****** ini aku betot. Gimana yah caranya bisa ngentotin si Pretty yang semlohay itu? Aku musti cari cara buat bisa masukin ****** ini ke memeknya!’

Setelah orgasme dan melepaskan air mani ke lantai kamar mandi, Pak Bejo kembali ke teras dan kongkow-kongkow. Dia masih mengatur strategi untuk melaksanakan pikiran kotornya.
Pak RT lantas membuka folder-folder gambar di dalam HPnya. Di dalamnya terdapat tiga foto yang sangat dia sukai. Semuanya seronok dan diambil tanpa sepengetahuan sang target. Gambar Pretty saat mengenakan kaos ketat yang memperlihatkan kemolekan buah dadanya, gambar belahan dada Pretty saat pujaan Pak RT itu membungkuk dan gambar paha mulus Pretty.

Sambil menikmati ketiga gambar Pretty yang seksi itu, Pak RT terus melamun hingga larut malam sambil menggaruk-garuk selangkangannya yang makin gatal.

@@@@@@@@@@@@@@@

Para lelaki itu sering ngobrol di pos ronda sambil membicarakan berbagi hal termasuk tentang Pretty yang cantik dan seksi. “Si Pretty makin cantik aja yah…”Pak RT memulai pembicaraan tentang Pretty. “Iyo Pretty makin mantap dan mateng…”Faisal menambahkan.
‘Si Pretty memang benar-benar dahsyat.’ Kata Karyo menambahkan blak-blakan, “Coba lihat aja bibirnya. Uahahhh, pokoke maknyuuuss. Kalo dipake buat nyepong, baru nempel aja paling aku udah keluar.” Para lelaki yang lain kaget mendengar ucapan Karyo yang blak-blakan dan membayangkan apa yang diucapkannya mau tak mau mereka mulai terangsang. Tepat pada saat itu Pretty lewat pulang dari kerja. Karena jalan yang dilewatinya melewati pos ronda itu, mau tak mau Pretty harus menyapa para lelaki itu.

“Selamat malam , bapak-bapak…” “Selamat malam Mbak Pretty…” koor para lelaki itu. Pretty tersenyum malu mendengar betapa antusiasnya para lelaki itu membalas sapaanya. Setelah berbasa-basi sedikit Pretty lalu menyudahi pembicaraaan. “Sudah ya bapak-bapak saya pulang dulu, capek sekali rasanya ….permisi” “Silakan..”sekali lagi para lelaki itu berkoor membalas salam Pretty.

$$$$$$$$$$$$
Setelah bermalas-malasan beberapa saat , Pretty sadar ia harus mandi untuk menyegarkan tubuhnya . Tiba-tiba Pretty merasa sangat horny, ia mengingat sentuhan dan kemaluan mantan suaminya, Pretty mendadak merasakan sesuatu yang mulai basah di selangkangannya. Mau tidak mau sensasi itu tetap terbayang oleh janda muda ini bagaimana kemaluan mantan suaminya membelah dan mengaduk-aduk vaginanya, bagaimana berat tubuh mantan suaminya menindih dan menggumuli tubuh telanjangnya dan tubuh mereka menjadi banjir keringat, desahan dan erangan nikmat juga nafas memburu akan memenuhi kamar itu, suara becek dari vaginanya yang dicocor kemaluan mantan suaminya, suara tumbukan antara tubuh telanjang mereka, ahhhh. Tiba-tiba Yuni sadar dari khayalannya , merasa tubuhnya berkeringat dan merasa ia harus mandi air dingin , membersihkan tubuh dan pikirannya.

Pretty lalu bersiap untuk mandi. Ia masuk kamarnya dan membuka lemarinya untuk mengambil baju salin. Baju salin itu ia letakkan di atas ranjang. Kamar mandinya terletak di kamar tidurnya hingga ia tanpa ragu mulai melepas bajunya karena merasa aman berada di kamarnya sendiri. Tanpa ia sadari beberapa pasang mata sedang mengintipnya. Mereka adalah para lelaki di pos ronda tadi yang mengikutinya ke rumahnya. Uda Faisal bahkan mempersiapkan handycam dan merekam kegiatan Pretty dalam kamar. Kamar Pretty memang terletak di samping taman dan agak tersembunyi. Cuaca yang mulai gelap dan pepohonan yang rindang ditaman belakang Pretty membantu kegiatan mereka Para lelaki itu terhenyak melihat pemandangan erotis di hadapan mereka, sebuah aksi striptis yang tidak disadari oleh si empunya tubuh indah yang menyajikan kemolekan tubuhnya

Ternyata Pretty benar-benar sudah yakin bahwa ia sendirian .Ia sempat mengaca sejenak dan para lelaki itu bebas untuk menikmati keindahan tubuhnya yang masih berkeringat namun masih terbungkus itu, lalu ia mulai membuka baju putihnya yang ketat dengan langsung diturunkan melalui lengannya ,begitu mudah rupanya . Pemandangan selanjutnya benar-benar membuat mata dan jantung para lelaki yang mengintip hampir melompat dari tempatnya. Buah dada super yang masih terbungkus BH tipis berwarna hitam kontras dengan kulitnya yang putih mulus benar-benar menyita perhatian Mereka bingung bagaimana BH itu tidak terlihat tercetak padahal ia memakai baju seketat itu sehingga kukira mereka mengira ia tidak memakai BH. BH itupun agaknya berbahan tipis dan tidak begitu mampu menahan gumpalan didadanya karena kedua gumpalan itu seperti ingin meloncat keluar saja dan puting susunya tercetak jelas karena tipisnya BH itu. Pretty lalu melepas sendalnya dan menurunkan celana pendeknya. Para lelaki itu merasa lemas , menelan ludah berkali-kali melihat keindahan tubuh Pretty yang baru setengah telanjang namun sudah membuat mereka tidak sabar lagi.melihat tubuh itu dengan gundukan pantat , buah dada , paha dan betis mulus yang berkilauan bermandikan keringat. Bahkan telapak kakinya yang bersih itupun menimbulkan sensasi dalam diri mereka.Bau aroma keringatnya mulai menyeruak di dalam ruang tertutup itu bercampur parfumnya terasa harum bagi mereka dan merangsang setiap indra

Pretty lalu mengambil handuk kecil dari gantungan pakaian dan mulai mengelap keringatnya, rupanya ia tidak ingin masuk angin, mulai dari mukanya juga bulu-bulu halus diatas mulutnya , turun ke lehernya yang jenjang kemudian kedua lengannya yang berbulu halus itu, turun lagi ke bagian dadanya. Disini ia mengelap agak lama, rupanya butir-butir keringat menetes turun dan berkumpul di lembah buah dadanya yang dalam karena saking besarnya buah dadanya yang kini terlihat putih berkilauan ditimpa sinar lampu. Karena tidak leluasa mengelap lembah buah dadanya yang terlalu dalam,akhirnya ia mulai membuka BH tipisnya . Kedua buah dadanya langsung mencelat indah begitu BH yang mengekang itu dibuka. Indah sekali, bulat dan kencang dengan ukuran sebesar itu dengan puting susu yang cukup proposional ukurannya berwarna coklat gelap yang tegak menantang keatas yang juga terlihat basah mengkilap karena keringat. Pretty agaknya mengagumi sendiri buah dadanya dan berputar-putar didepan kaca sehingga para lelaki yang mengintip dapat menikmati kedua payudaranya dari berbagai sisi itu dan kemudian Pretty mulai melapnya . Mulai dari sekeliling bulatnya payudara itu dari bagian bulatan bawahnya, putingnya dilap dengan hati-hati, mukanya agak memerah saat melakukan ini , manis sekali , rupanya putingnya cukup sensitif terhadap sentuhan walau sedikit saja.
Pretty kemudian melanjutkan mengelap tubuh telanjangnya yang putih berkilauan karena keringat itu merenggangkan sedikit kedua kakinya lalu melanjutkan ke daerah kemaluannya yang juga pasti berkeringat banyak melihat lebatnya bulu di daerah itu .Sekali lagi terlihat pipinya memerah . Ia tidak terlalu lama di situ dan melanjutkan ke bagian belakang tubuhnya yaitu daerah pantat. Pantat itu sendiri cukup berkeringat dan agak lama Pretty melapnya terutama dibagian belahan pantatnya yang seksi itu. Setelah itu bagian paha yang kencang dan mulus terutama di bagian dalam pangkal pahanya yang rupanya berkeringat juga cukup banyak dan dilanjutkan dengan betisnya yang mulus .

Setelah selesai dan tubuh itu sudah agak kering, Pretty lalu mengambil sabunnya dan menyiapkan handuk mandinya dan masuk ke kamar mandi. Pintu dibiarkan saja terbuka dan para lelaki yang mengintip bisa melihat Pretty yang mulai memutar kran shower dan airpun mulai menyiram tubuh indahnya. Setelah beberapa saat ia mulai menyabuni seluruh tubuhnya dengan teliti dari atas sampai ujung kaki . Mereka melihatnya dengan kagum karena tubuh itu kembali terlihat berkilau terutama dibagian-bagian yang menonjol dan terlihat bagian kemaluannya juga sudah berbusa oleh sabun yang digosokkan dengan lembut hati-hati

Pak RT benar-benar tidak kuat lagi menahan birahi. Dia mengambil celana dalam bekas Pretty yang diambilnya dari keranjang cucian waktu itu, dan mulailah dia coli dengan menggesekkan celdam Pretty di kontolnya yang sudah membengkak Tanpa disangka mas Karyo juga mengeluarkan sebuah BH yang ternyata adalah BH bekas Pretty dan diciumi. Aroma susu seorang wanita yang sudah matang dan bau keringat bercampur wangi tubuhnya menyengat hidung Mas Karyo dan meningkatkan gairahnya

Pretty membelah lembah diantara kedua payudaranya dan mengelap keringat yang ada di situ. Kemudian ia mengangkat tangannya bergantian dan mulai mengelap ketiaknya yang juga ditumbuhi bulu hitam halus. gayanya saat itu benar-benar menggairahkan untuk dilihat karena buah dadanya ikut terangkat dan tampak makin kencang.

Setelah itu turun ke bagian perutnya yang rata dan sekitar pusar yang juga berkilauan karena basah . Kemudian ia menurunkan sisa baju ketatnya sehingga ia hanya memakai celana dalam yang juga cukup tipis dan terlihat sudah basah kuyup oleh keringatnya hingga menerawang transparan. Ia segera membukanya dan saat menunduk terlihat belahan kemaluannya yang dihiasi bulu lebat , mengintip indah berwarna kemerahan dan lubang pantatnya yang kecil sekali. Kini Pretty berada dalam keadaan telanjang total dan ****** para lelaki yang mengintippun sudah berdiri total menantang langit , bahkan Uda Faisal tanpa malu sudah mengeluarkan kontolnya dari dalam celananya dan mengelusnya perlahan
.
Detak jantung Pak RT makin cepat karena tahu si janda muda sedang mandi sementara ia malah coli menggunakan celana dalam yang bekas dipakai Pretty. Gerakannya makin meningkat cepat karena saat coli Pak RT membayangkan enaknya menikmati tubuh Pretty di ranjangnya sendiri dan bagaimana rasanya memeluk janda muda yang cantik itu. Pak RT membayangkan asyiknya melihat tubuh molek Pretty terhentak-hentak didera sodokan penisku.

Tigor kembali mengintip sedikit ke kamar mandi.dan mendapati Pretty sedang menyabuni buah dadanya yang besar dan kenyal.”Wow. Tubuh si Pretty benar-benar indah. Sangat seksi,” batin Tigor. “Seandainya saatnya tepat , aku ingin masuk ke dalam sana dan mengentot janda muda yang aduhai itu.”

Pak RT meneruskan coli di celdam Pretty saat si janda muda itu membungkuk untuk menyabuni kakinya yang jenjang dan pahanya yang mulus. Tak lama kemudian, Pretty bersandar pada dinding sementara air shower membilas tubuhnya yang mulus. Tangan kiri Pretty menangkup buah dadanya yang indah. Jari jemarinya mulai mengelus dan menowel-nowel pentilnya. Mereka terpana melihat wanita seksi itu memainkan payudaranya. Tangan kanan Pretty menuruni perutnya yang langsing dan masuk ke selangkangannya.

“Aaaaahhhhhh,” Pretty mendesah kecil.

Tangan kiri Pretty yang penuh gelembung sabun itu kini memilin dan meremas-remas pentil payudaranya hingga mengeras, lalu meremas buah dadanya bergantian. Tangan kanan Pretty masih berada di selangkangannya. Semakin mencondongkan tubuhnya ke belakang, Pretty membentangkan kakinya sedikit. Para lelaki yang mengintip bisa melihat jari jemari lentik tangan wanita molek itu keluar masuk memeknya sendiri. Mereka terpesona melihat si cantik Pretty menggunakan jempolnya untuk menggosok dan menggerakkan daging menonjol yang ada di ujung atas bibir vaginanya.

“Ah! Ah! Ah! Ehm! Ehm! Ooooohhh!!!” kaki Pretty melengkung saat si jelita itu melenguh perlahan. Akhirnya tangan kirinya turun lemas ke samping badannya, sementara jari-jarinya tangan kanannya berhenti bergerak, namun tetap berada di dalam liang vaginanya. Perlahan ia tarik jemarinya dan dijilatinya pelan , lalu si cantik melanjutkan mandinya.

Terdengar suara shower dimatikan dan Pretty mulai keluar dari shower. terlihat Pretty keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang terlilit di tubuhnya yang indah. Apalagi handuk milik Pretty berukuran medium, hanya bisa menutup sebagian balon buah dada dan berada tipis di atas paha, jika dia merunduk sedikit, pasti selangkangannya akan terlihat dengan jelas dari belakang.

Tak sengaja, Pretty menjatuhkan handuknya ke lantai. Tanpa sepengetahuan wanita ayu itu, para tetangganya yang nafsu birahinya sedang memuncak ada di balik jendela kamar sedang mengawasi tiap gerak-gerik tubuhnya yang molek. Karena memunggungi pintu, mereka bisa menyaksikan pantat montok Pretty yang sempurna.

Perlahan-lahan Pretty berbalik dan para lelaki itu hampir tak kuat menahan nafsu. Kali ini mereka menyaksikan keindahan tubuh Pretty secara langsung tanpa sehelai benangpun. Rambut di atas kemaluan Pretty terlihat terawat karena dipotong rapi dan sangat lembut, sementara payudara Pretty yang montok sangat ranum dan besar dengan puting yang tegak menantang karena kedinginan. Si molek itu mengambil handuk lalu mengeringkan rambutnya yang dikeramas. Karena bergerak cepat, buah dada Pretty bergoyang ke kanan dan ke kiri dengan erotis. Faisal mulai mengocok ****** lagi.

Saat Pretty usai mengeringkan rambut, Janda muda itu mengambil celana dalamnya dengan sedikit membungkuk. Tentu saja para pengintip makin puas karena bisa melihat lebih jelas ke arah lubang anus sang janda muda. Warna merah muda anus mungil milik ibu muda itu sangat mengundang selera. Saat mengenakan celana dalamnya, payudara si cantik itu bergoyang-goyang. Kemudian ia mencoba mengenakan kaus tangtop putih yang baru dibelinya yang begitu ketat dan bahannya jatuh pas di badan sehingga bentuk tubuhnya begitu tercetak jelas. Tanpa BH payudaranya tampak begitu membusung dan putingnya tercetak jelas.Pemandangan erotis ini makin lama makin menggairahkan . Setelah puas menikmati sendiri keseksiannya, Pretty membuka kembali tangtop itu memakai BHnya baru memakai dasternya.

Pak RT lalu mendapat akal untuk menjebak Pretty. Ia akan masuk melalui pintu depan dengan alasan bertamu sementara yang lain mencari jalan dari pintu belakang. Setelah menyisir rambutnya, Pak RT lalu mengetuk pintu rumah Pretty. Pintu dibuka oleh Pretty yang terlihat segar karena habis mandi. “Ohh Pak RT ada apa pak?”"Ooh begini Mbak Pretty saya ingin membicarakan tentang sumbangan kebersihan….”"Oh itu ya, ayo masuk dulu Pak saya ambilkan minum…”

Ketika kembali dengan segelas air putih, Pak RT sudah duduk di ruang tengah. Saat Pretty membungkuk memberikan minum Pak Rt sekilas dapat melihat belahan pangkal payudara Pretty yang putih mulus dari balik leher daster yang dipakai Pretty. Dengan cepat Pak RT meneguk air putih dan mengembalikan gelasnya pada Pretty. Janda muda yang cantik itu mencoba mengambil gelas, tapi sebelum sempat menarik gelas, tangan Pretty sudah ditarik oleh Pak RT. “Eeeh apaan nih Pak RT…. !!” Tubuh Pretty tertarik ke depan ke arah pelukan Pak RT. Dengan sigap Pretty memutar tubuh sehingga Pak RT kini berada di belakangnya dan mencoba lari, tapi Pak RT terus memegang tangan Pretty dan memeluk tubuhnya. Saat mereka bergumul gelas yang dipegang Pretty terlempar hingga pecah berkeping-keping. Tangan Pak RT mulai nakal meraba-raba dada kenyal Pretty dan meremasnya dengan sangat keras hingga terasa sakit. Pretty membungkukkan badan ke depan mencoba melepaskan diri dari pelukan erat Pak RT.

Semua usaha Pretty sia-sia. Untuk bisa mempertahankan keseimbangan diri, Pretty harus mundur ke belakang. Tanpa dikomando, Pak RT segera beraksi. Pria tua itu menyelipkan selangkangannya yang sudah membusung besar ke lipatan pantat Pretty. Tangannya juga meremas buah dada Pretty dengan sangat kasar. Pretty mengernyit kesakitan.

“Saya pengen banget ******* Mbak Pretty” bisikku. ” Ya Tuhan ..” jawabnya sambil menutup mulutnya yang berbibir tebal seksi dengan tangannya karena kaget dan mukanya memerah. Baru pernah seorang laki-laki mengatakan dengan begitu terus terang bahwa ia ingin bermain cinta dengan dirinya. Entah ia harus merasa terhina atau tersanjung, karena ternyata bahkan setelah ia menjanda , tubuhnya masih tetap memiliki keindahan dan lekuk liku sintal yang dapat merangsang seorang pria . Ia memang rajin merawat tubuhnya dengan senam. Bahkan memang ia suka memakai baju ketat untuk menunjukkan tubuh indahnya dan memang laki-laki manapun pasti menoleh saat ia lewat dan memandangnya dengan penuh nafsu birahi. Ia tahu pandangan para laki-laki normal manapun disekitarnya yang mengagumi kemontokan dan kemolekan tubuhnya pasti ingin menelanjangi pakaiannya dan menyetubuhinya bila mereka bisa.
“He-Hentikan, Pak!! A-Atau saya akan teriak minta tolong!” kata Pretty terbata-bata. Dia sangat ketakutan.
“Aku tahu Mbak Pretty tidak akan melakukan itu. Apa yang dibutuhkan Mbak Pretty adalah tidur dengan laki-laki sejati. Setelah kita bersetubuh nanti, Mbak Pretty akan menjadi seorang wanita yang mendambakan ****** besar setiap hari.” Kata Pak RT sambil terengah-engah penuh nafsu.

Setelah berusaha mengatasi kepanikan, Pretty mencoba melawan. Tangan Pretty meraih rambut Pak RT, memaksa pria tua itu menunduk dan dengan sekuat tenaga Pretty menyepak kemaluan Pak RT.

“Aduh! Lonthe!!”

Pria tua yang mesum itu pantas menerimanya. Dengan nekat Pretty mencoba kabur ke pintu depan sambil melewati Pak RT yang sedang kesakitan. Salah besar. Tangan Pak RT menarik rambut Pretty dan membanting tubuh si cantik itu ke lantai. Pretty yang jauh lebih ringan terbanting dengan keras.

Pak RT melepaskan rambut coklat Pretty.

Pretty mencoba berdiri dengan sempoyongan, ia berusaha mempertahankan kesadarannya. Dengan satu tamparan keras di pipi, tubuh Pretty terlempar lagi ke lantai. Air mata mulai menetes di pipi mulus Pretty. Tamparan kedua menyusul tak lama kemudian, membanting tubuh Pretty ke arah yang berlawanan. Akhirnya pukulan dan tendangan Pak RT seakan tak berhenti menghajar tubuh Pretty. Pak RT mengunci tubuh Pretty, sehingga walaupun Pretty berusaha melawan, semua tidak ada gunanya. Tak perlu waktu lama sebelum akhirnya perlawanan Pretty mengendur dan tubuhnya mulai lemas. Tamparan demi tamparan Pak RT menjadi hajaran yang tak tertahankan.

“Pak!! Saya mohon!! Hentikan! Hentikan!!” ratap Pretty sambil menangis.

Akhirnya Pak RT berhenti menghajar Pretty. Pretty mulai meraung-raung dan menangis sejadi-jadinya. Darah menetes dari hidungnya yang sembab.

“Nggak apa-apa. Sebentar lagi juga sembuh.” Pak RT menyeringai.

Tangan Pak RT mulai bekerja dengan cepat melucuti pakaian yang dikenakan Pretty. Pak RT melepas rok dan rok dalam yang dipakai Pretty. Akhirnya Pretty bisa merasakan tangan kuat pria tua itu merobek celana dalamnya.

Pretty tidak percaya ini semua terjadi padanya. “Ini pasti mimpi buruk.”

Pak RT juga tidak percaya melihat kemolekan tubuh Pretty. Kaki yang jenjang, paha yang mulus dan rambut tipis tercukur rapi menutup gundukan memek yang bersih. Keindahan yang tidak ada duanya. Keindahan tubuh Pretty persis seperti apa yang selalu diidam-idamkan oleh Pak RT ketika masturbasi sendirian di kamar mandi. Tubuh yang indah itu kini tergolek pasrah di atas lantai.

Pak RT tak perlu waktu lama untuk menyerang tubuh Pretty. Dia membenamkan kepala di antara paha Pretty dan mulai menghirup aroma wangi liang kewanitaannya. Pak RT mulai menjilati bibir kemaluan Pretty.

“Ya Tuhan!” Pretty menggigil tak berdaya sambil mencengkeram kepala Pak RT dengan kedua tangannya dan mencoba mendorongnya menjauh. Bahkan mantan suaminya tak berani melakukan itu padanya. Lidah Pak RT makin lama makin meningkat intensitas iramanya dan Pretty mulai kehilangan kendali pada tubuhnya. Dengan malu Pretty mulai menyadari kalau tubuhnya perlahan menikmati apa yang dilakukan oleh Pak RT sementara batinnya mencoba mengingkari.

“Aaah!!” lenguh Pretty keras sambil terus mencoba mendorong kepala Pak RT.

Lenguhan Pretty makin lama makin keras dan tubuhnya menggigil penuh nafsu birahi di bawah rangsangan luar biasa dari Pak RT. Pretty sudah tidak ingat lagi akan semua hal yang ia junjung tinggi, pekerjaan, pendidikan, latar belakang, … semua hilang ditelan nafsu. Tidak ada jalan keluar. Dia akan ditiduri oleh laki-laki ini, seorang pria tua yang ternyata memiliki hati busuk.

Dengan kecepatan tinggi, Pak RT mulai meloloskan baju dan celana yang ia kenakan. Saking nafsunya, ia bahkan merobek kaos oblongnya. Berbaring di lantai, Pretty sekilas melihat batang zakar Pak RT sebelum dia akhirnya memeluk Pretty. ****** Pak RT sangat besar, bahkan lebih besar dari milik mantan suaminya, batin Pretty dalam hati. Kaki Pretty yang jenjang diangkat ke atas oleh pria tua yang sudah nafsu itu, keduanya ditautkan di pundak Pak RT dan dengan secepat kilat, Pak RT sudah sampai di selangkangan Pretty. Tanpa tunggu waktu terlalu lama, langsung dilesakkan kontolnya ke dalam memek Pretty.

“Ya Tuhan!” lenguh Pretty ketika penis Pak RT masuk ke dalam liang kemaluannya. Si cantik itu bahkan harus menutup mulutnya dengan tangan agar tidak berteriak kesakitan saat ****** Pak RT dipompa dalam rahimnya berulang-ulang kali.

Tapi Pak RT tetaplah seorang pria tua. Tidak sampai lima menit, Pak RT sudah melepaskan cairan pejuhnya di dalam rahim Pretty. Pretty menatap wajah Pak RT dengan perasaan campur aduk.

“Sudah kubilang kalau kau akan menikmati semua ini, Pretty. Lenguhanmu terdengar sangat keras dan merangsang.” Kata Pak RT sambil meringis penuh kemenangan.

Pretty yang malu memalingkan wajah.

Saat Pretty berusaha bangun, Pak RT menarik tubuh Pretty dan memeluknya.

“Mau kemana, sayang? Kita kan belum selesai. Kamu nggak pengen dikenthu lagi?”
“Mau ke kamar mandi.” Kata Pretty berusaha melepaskan diri dari pelukan Pak RT.
“Tapi kamu kan nggak bisa pergi seperti ini.”

Pak RT berdiri dan membantu Pretty ikut berdiri. Satu persatu dilepaskannya semua pakaian yang melilit tubuh indah Pretty. Mulai dari baju, BH sampai rok dalam yang masih tersangkut di kaki Pretty. Setelah selesai, dibaliknya tubuh Pretty.

“Sekarang baru boleh pergi.” Kata Pak RT terkekeh sambil menampar kecil pantat Pretty yang bulat dan mulus. Sambil menahan air mata, Pretty pun pergi ke kamar kecil.

Saat kembali ke kamar tengah, Pak RT sedang menonton acara TV.

“Duduk di pangkuanku!” Perintah Pak RT sambil menepuk kakinya. Pretty sempat ragu-ragu untuk sesaat, dia sangat sadar bahwa dirinya saat ini sedang telanjang tanpa sehelai benangpun di depan seorang pria yang bukan suaminya sendiri. Orang itu kini menghendaki tubuh indah Pretty duduk di pangkuannya. Pretty hanya bisa mendesah penuh kepasrahan. Air matanya kembali menetes.

Tak berapa lama setelah duduk di pangkuan Pak RT, tangan jahil pria tua itu mulai meraba-raba tubuh indahnya. Lama kelamaan, api yang tadinya padam mulai menyala lagi. Kali ini Pak RT ingin mengeluarkan pejuh di mulut Pretty. Pretty selalu menganggap hal itu kotor dan menjijikkan. Hanya pemain film porno yang pernah melakukannya.

“Aku tidak mau melakukannya.” Kata Pretty bersikukuh.

Tanpa banyak bicara Pak RT meraih kepala Pretty dan akhirnya wanita cantik itu hanya bisa pasrah. Pretty mulai mengoral ****** Pak RT.

Remasan tangan Pak RT di kepala Pretty mengeras. Si cantik itu bisa merasakan denyutan di ****** yang diemutnya kalau Pak RT hampir mencapai orgasme. Kontolnya sangat besar dan keras di dalam mulut Pretty sehingga dia mulai batuk-batuk dan kehabisan nafas tapi Pak RT tidak peduli. Pretty berusaha mundur untuk menarik nafas, tapi tangan Pak RT meraih rambut belakang Pretty dan mendorongnya maju sampai tertelan seluruh batang kemaluan sang pria tua. Karena kuatnya dorongan Pak RT, tubuh Pretty menggelepar karena tercekik kehabisan nafas.

Pretty berontak dan berusaha melepaskan diri, tapi Pak RT terlalu kuat untuknya. Lalu perlahan pria tua itu berhenti sesaat, memberikan kesempatan bagi Pretty untuk bernafas sejenak. Sayang hanya sebentar, karena kemudian tiba-tiba saja kepala Pretty didorong maju dan dipaksa menelan seluruh batang kontolnya. Tepat ketika ujung kepala ****** Pak RT menyentuh tenggorokan Pretty, air mani pun meledak di dalam mulutnya.

Tidak ada jalan lain kecuali menelan seluruh pejuh yang dikeluarkan oleh Pak RT untuk menahan diri agar tidak tercekik. Saat dilepas oleh Pak RT, Pretty rubuh ke belakang dan menarik nafas lega. Seluruh pipi dan dagunya belepotan air mani Pak RT yang keluar dari bibirnya yang merah.

Sadar apa yang baru saja diminumnya, langsung saja Pretty merasa mual. Janda cantik itu segera lari ke kamar mandi dan muntah-muntah di sana. Setelah muntah, Pretty merasa lebih baik dan tidak lagi merasa mual. Sesaat setelah muntah, barulah Pretty sadar kalau Pak RT sudah berdiri di sampingnya. Pretty tidak melakukan perlawanan apapun saat pria yang lebih pantas menjadi ayahnya itu memeluk tubuh indahnya yang telanjang dan mengelus rambutnya yang indah untuk menenangkan si cantik itu.

“Apa Mbak Pretty sudah enakan sekarang?” bisik Pak RT. Mau tak mau Pretty mengangguk pasrah.

Pak RT membantu Pretty bersih-bersih sebelum membawa Janda yang cantik itu kembali ke ruang keluarga. Pak RT menyuruh Pretty duduk di salah satu sofa sementara dia sendiri duduk tepat di hadapan Pretty.

“Santai saja. Jangan dianggap masalah berat.” Kata Pak RT sambil mengeluarkan sebungkus rokok dan mulai menghisapnya. “Pindah channel TVnya.”

Dengan menurut, Pretty meraih remote TV dan memencet tombol. Entah acara apa yang ingin ditonton Pak RT, Pretty tidak peduli.

Tepat saat itu para tetangga lain muncul sambil tersenyum-senyum dari ruangan belakang. Faisal dan Tigor bahkan sudah telanjang dan menciumi pakaian dalam Pretty yang entah darimana mereka ambil.
Pretty menjadi pucat melihat mereka. Ia tak menyangka para tetangga lelakinya berada di sini semua, dan dalam keadaan telanjang. Berarti dari tadi mereka…. ?
Berbagai pikiran berkecamuk dalam pikiran wanita cantik ini. Ia tak sanggup berkata apa-apa karena shok berat. Dirinya dalam keadaan telanjang karena baru saja diperkosa oleh Pak RT dan kini tiba-tiba muncul lagi beberapa tetangganya yang lain yang juga telanjang.
Pretty bahkan diam saja saat Faisal menariknya berdiri dan bagai robot ia menurut saja ditarik mendekati para tetangganya yang telanjang itu. Pretty kini berdiri di tengah-tengah Faisal, Tigor dan Karyo. Tanpa ba bi bu dan tanpa ada yang mengomando masing-masing mengambil bagian terhadap tubuh indah Pretty. Faisal menciumi bibir seksi Pretty sambil tangannya menangkup payudara Pretty yang semerbak. Karyo berjongkok di depan Pretty dan menciumi belahan kemaluan Pretty sementara Tigor berada dibelakang tubuh Pretty dan menggerayangi punggung mulus dan pantat sekal Pretty .
Pretty hanya bisa menengadah saat Faisal menciumi leher jenjangnya, menciuminya lembut hingga membuat Pretty tergetar. Air mata menetes di pipi mulus Pretty. Faisal memang pandai dalam membangkitkan gairah wanita termasuk istrinya, walau istrinya yang memegang kendali di rumahnya. Dari situ Faisal turun ke buah dada Pretty yang bulat kencang dengan puting susu menegak menantang. Dengan gemas Faisal menciumi buah dada yang menjadi idaman para lelaki di komplek itu. Untunglah Pak RT tadi tidak begitu intensif mengerjai buah dada itu sehingga Faisal bisa menikmatinya utuh. Dengan lembut Faisal menjilati bulatan buah dada yang sekal itu hingga membuat Pretty terbuai dan tergetar dalam geli dan nikmat. ” Aaauw…” Pretty mengeluh saat Faisal menggigit buah dadanya dan meninggalkan bekas kemerahan di pangkal buah dadanya seperti hendak menandai kekuasaannya. “Jangaannn… da.. ngggh…” desah Pretty. Faisal lalu mencucup dan menghisapi puting payudara Pretty bergantian kiri dan kanan menariknya hingga monyong. menggigit puting itu dan menggesek-gesek dengan giginya membaut Pretty menggelinjang-gelinjang nikmat dan geli. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa karena ia dikepung tiga lelaki, Faisal di depan, Karyo di bawah dan Tigor di belakang dan ketiganya aktif menjelajahi tubuh telanjangnya.
Karyo sementara itu sibuk sendiri dengan kemaluan Pretty . Kemaluan itu begitu mengundang dihiasi bulu-bulu halus. Pretty tersentak kaget saat jari-jari gemuk Karyo menarik kedua sisi bibir vaginanya dan menguaknya sehingga isi vaginanya terlihat di hadapan Karyo. Karyo mengendus liang kewanitaan Pretty hingga wanita cantik itu merasa geli karena hembusan nafas Karyo. Jari jemari gemuknya itu beraksi dengan cepat, mencubit, menusuk dan mengelus bagian dalam memek Pretty. Jempol Karyo digunakannya untuk mengelus-elus klitoris Pretty sementara jari tengahnya masuk ke liang cinta janda muda yang cantik itu.
Tigor memulai aksinya dengan mengendusi bagian belakang leher Pretty, membuat wanita cantik itu merinding geli. Tigor dapat mecium bau harum dari rambut panjang Pretty. Ia lalu mengangkat lengan Pretty dan mulai menjilati ketiak Pretty. Pretty antara kaget dan geli merasakan lidah Tigor yang kasar, menjilati ketiaknya yang mulus. Kedua tangan Tigor sendiri lalu turun ke bawah dan meremasi belahan pantat Pretty yang montok dan membulat indah. Pantat wanita cantik itu jelas jauh lebih menggairahkan daripada pantat Welas istrinya yang kurus itu, bahkan keseluruhan tubuh indah Pretty jelas lebih montok dan lebih merangsang daripada tubuh istrinya. Diraihnya tangan halus Pretty dan diletakkan di kontolnya yang sudah menegang dari tadi.
Pretty sangat terkejut kali ini. Ia tidak berani berteriak tapi matanya seolah mengatakan agar Tigor menghentikan ini semua. Tentu saja Tigor hanya tersenyum nakal dan menggerakkan tangannya mengelus-elus kontolnya.
Oooh enak sekali rasanya kemaluannya dielus-elus oleh tangan halus kembang kompleks ini. Tigor memperkeras genggamanny hingga kini tangan Pretty seolah mengocok kemaluannya. Muka Pretty berubah-ubah antara pucat dan merah, bibir bawahnya ia gigit agar tak mengeluarkan desahan. Ia takut kejadian ini akan ketahuan orang lain tapi ia juga menjadi bergairah karena baru pertama ini memegang kemaluan seorang laki-laki yang begitu keras, panas dan panjang.
Pretty memejamkan matanya lagi. Betapa rendahnya diri Pretty saat ini, beberapa hari yang lalu Pretty adalah seorang wanita anggun, bahkan cenderung sombong yang tidak sudi melayani pria lain . Kini, ada tiga orang laki-laki yang tidak saja menyaksikannya bugil, tapi juga mempermainkannya seperti seorang pelacur. Pretty merasa lebih rendah dari seorang pelacur, dia adalah seorang wanita yang berzina.
Gerakan mulut dan jemari Uda Faisal tidak ada hentinya menghujani tubuh indah Pretty dengan rangsangan. Sebagai perempuan normal, rangsangan lelaki mesum itu lama kelamaan berpengaruh juga pada tubuh Pretty. Pretty membuka kakinya yang jenjang makin melebar tanpa sadar. Bau cairan cinta Pretty yang kian membanjir memenuhi seisi ruangan yang berAC, begitu pula bunyi becek memek Pretty yang terus disodok jari jemari Karyo yang keluar masuk dengan cepat. Kali ini tidak perlu waktu lama sebelum Pretty akhirnya menyerah pada nafsu birahinya sendiri. Janda cantik itu meraih kepala Faisal dan ditekannya ke arah buah dadanya sementara pinggul Pretty bergerak seiring sodokan jemari Karyo di memeknya. Tangan Pretty yang lain terus mengocok penis Tigor dengan gerakan yang makin lama makin cepat.
“Uaaaahhhhh!!” Pretty menjerit lirih karena rangsangan hebat yang dilakukan para lelaki itu. Faisal terus menyerang payudara dan Karyo menyerang vagina sang ibu muda yang cantik. Bagaikan seorang pekerja seks komersial yang binal, Pretty menggerakkan pinggangnya agar tusukan jemari Karyo masuk lebih dalam, Pretty sudah lupa pada statusnya sebagai seorang wanita yang anggun dan terhormat.
Saat membuka matanya yang terpejam sedari tadi, Pretty menyadari tubuhnya sudah hampir jatuh dari pinggir sofa. Kakinya terbentang sangat lebar dan memeknya dapat diakses dengan mudah oleh Karyo. Bibir vagina Pretty terlihat lebih merah dari biasanya dan rambut-rambut di sekitar lubang cintanya itu basah oleh cairan pekat.
Faisal meraih kepala Pretty dan menariknya ke bawah, ke arah selangkangannya. Sebelum Pretty menyadari apa yang terjadi, penis Faisal sudah masuk ke dalam mulutnya.
Walaupun tidak terlalu besar, tapi penis Faisal masih tetap bisa membuat Pretty tersedak saat pria itu memaksa kepala Pretty naik turun dengan cepat. Tangan Pretty menggapai-gapai lengan Faisal dan berusaha meronta. Tapi walaupun begitu, pria beristri yang bejat itu masih tetap perkasa dan Pretty tidak semudah itu bisa menghentikan aksinya.
Tiap kali kepala Pretty turun ke arah selangkangan Faisal, penisnya yang besar masuk ke tenggorokannya. Pretty tersedak dan makin lama makin kehilangan kesadarannya karena tidak bisa bernafas. Pria itu mencekik Pretty dengan kontolnya sampai janda seksi itu hampir mati lemas. Untungnya Faisalmengakhiri aksinya dan menarik kontolnya dari mulut Pretty. Wanita cantik itu segera jatuh ke lantai dan terbatuk-batuk. Pretty berusaha menarik nafas dalam-dalam dan menghirup udara walaupun terasa sangat berat.
Akhirnya, sambil mengangkat pinggul indah Pretty ke arahnya, Karyo menyelipkan kemaluannya yang mengeras ke dalam lubang vagina janda muda yang cantik itu. Karyo bisa merasakan gerakan spontan Pretty yang mencoba melawan dengan beringsut menjauh, tapi itu malah membuat sang tetangga bejat mendesah keenakan karena tubuh mereka saling bersinggungan dengan lembut. Dengan pandai, Karyo yang banyak pengalaman itu mengelus-elus paha Pretty yang terbentang lebar dan mulai bergerak maju mundur sementara lubang rahimnya terus menyedot penis Karyo dengan nyaman. Gerakan penis lelaki itu makin lama makin dalam menjelajah rapatnya pertahanan vagina Pretty. Walaupun mendesak ke dalam terus menerus, tapi Karyo tidak ingin menusukkan penisnya sampai ke ujung, dia merasakan pelan-pelan katupan bibir memek Pretty yang menjepit kontolnya bagaikan penghisap debu, liang cinta janda muda yang hangat dan basah ia rasakan dengan nikmat dan perlahan. Pretty hampir-hampir gila dibuatnya.
Tiap sentakan, tiap putaran dan tiap kali ****** Karyo berpilin di dalam lubang vagina membuat Pretty tidak bisa menahan gairah sensual yang makin lama makin meraja dalam dirinya. Pretty tidak mampu menahan hausnya diri sendiri akan kenikmatan bercinta, dia ingin penis Karyo menusuk lebih dalam dan lebih dalam lagi. Dia ingin menurunkan vaginanya sampai mentok ke paha Karyo agar batang penisnya bisa masuk semua ke dalam vaginanya. Tapi Karyo menahan diri dengan menikmati tubuh Pretty selama mungkin dan itu membuat janda seksi itu melenguh tak berdaya.
Saat akhirnya penis itu menusuk lebih jauh ke dalam dan membelah vaginanya yang masih cukup rapat, Pretty seakan hampir mati oleh gelombang kenikmatan yang mengubur dirinya. Sayangnya, sekali lagi Karyomenahan diri dan tidak memasukkan seluruh kontolnya masuk ke dalam memek sang janda yang cantik.
Pretty menggeleng frustasi, walaupun dia malu mengakui kalau dia menginginkan penis Karyo lebih dalam lagi tapi gairah sensual yang makin dirasakan membuatnya lupa diri. Dengan penuh keputusasaan, wanita cantik itu hanya bisa melenguh panjang dan meminta dengan dengan manja. “Mas… masukkan…”
Pretty merasakan jemari lelaki itu yang dengan nakal meremas, meraba dan memijat pipi bokongnya yang bulat putih mulus, mata Pretty memejam dan seluruh tubuhnya bagaikan disetrum jutaan volt llistrik ketika tangan Karyo menyibakkan pantat Pretty dan jari tengahnya itu masuk ke dalam lubang anusnya.
“Hngghh!!” Pretty mengernyit menahan rasa sakit bercampur nikmat yang disebabkan oleh jari sang tetangga nakal.
“Masukkan apa… Mbak Pretty?” tanya Faisal yang kemudian menyadari kalau janda seksi itu sudah di ambang batas penyerahan diri yang total.
“I-itu… dimasukkan…”
“Apanya?”
“I-itunya…”
“Itunya apa?”
“Penisnya… masukkan… masukkan lebih dalam!!”
Tigor mengerling pada Karyo dan lelaki itu lagi-lagi mempermainkan Pretty, dengan sengaja dia menggerakkan pinggulnya dengan gerakan sangat pelan yang menyiksa sang janda. Dia tidak mau membuat Pretty puas dan tak pernah mau melesakkan penisnya sampai mentok jauh ke dalam. Dia belum mau membuat Pretty puas, dia ingin Pretty lebih responsif, dia ingin Pretty lebih binal lagi, dia ingin janda muda yang cantik itu melupakan eksistensinya sebagai seorang wanita anggun dan berubah menjadi budak seks yang haus disetubuhi saat itu juga.
Dengan penuh keputusasaan, Pretty merayapkan bibir vaginanya yang haus kemaluan lelaki dan menangkup penis lelaki yang berukuran besar dan memenuhi seluruh liangnya dengan sangat rapat, dinding vagina Pretty seakan tidak rela diserang dan liang rahimnya itu langsung mengeluarkan cairan cinta yang menjadi pelumas. Pretty sudah pasrah, dia sudah siap dihina sampai serendah-rendahnya, dia hanyalah seorang wanita biasa yang ingin merasakan disetubuhi saat ini juga.
Rangsangan hebat dari Pretty membuat Karyo tak tahan lagi. Dengan sebuah teriakan keras, lelaki itu menghunjamkan seluruh kontolnya yang mengejang keras ke dalam vagina Pretty dengan kekuatan penuh, dia tidak main-main lagi sekarang, seluruh batang kemaluannya melesak ke dalam sampai paha mereka saling tampar. Karyo membiarkan kontolnya berada di dalam untuk sesaat sambil mendengarkan desahan kekalahan yang keluar dari mulut Pretty. Dengan kekuatan penuh, lelaki yang perkasa itu mulai menggiling memek sang janda muda yang cantik dan menusukkan kemaluannya dalam-dalam sampai seluruh batangnya selalu tertelan habis.
Faisal bisa merasakan lesakan dahsyat kemaluan Karyo di seluruh tubuh Pretty, dia bisa merasakan pahitnya kekalahan yang tentunya menguasai diri Pretty yang kini hanya bisa pasrah disetubuhi Karyo. Faisal bergerak ke hadapan Pretty, tubuh wanita cantik yang tersengal-sengal dientoti Karyo itu terkulai pasrah di atas lantai. Dengan gerakan ringan, Faisal mengangkangi dada Pretty dan duduk di atas buah dadanya. Satu tangan Faisal meraih rambut Pretty, menjambaknya dan menarik kepalanya ke depan. Tangan Faisal yang lain menggiring penisnya yang sudah tegang ke bibir mungil Pretty. Mata Pretty terbelalak karena terkejut dan dia memalingkan wajah dengan marah, walaupun sedang dilanda gairah birahi yang sangat tinggi tapi Pretty tahu dia tidak mau melayani dua orang sekaligus! Dia masih waras dan tidak ingin disamakan seperti seorang pelacur!
Pretty merintih, “Jangan! Aku mohon… aku tidak bisa melayani kalian berdua bersamaan!”
“Kenapa tidak? Sekarang saat yang tepat, Mbak Pretty… ayo kulum penis saya.” Kata Faisal tenang.
“Tidak! Jangan… aku tidak mau!!” Pretty menolak. “Aku bukan pelacur! Aku tidak mau… dua orang… aku…”
Pada saat bersamaan Karyo menusuk kontolnya lebih jauh lagi ke dalam liang rahim Pretty, entah sudah berapa jauh ia menguasai memek Pretty, yang jelas, ia sudah lebih jauh dari apa yang pernah dicapai oleh Anton, mantan suami Pretty. Wanita cantik itu melenguh nikmat dan hal itu memberikan kesempatan untuk Faisal menyerang Pretty. Dengan sedikit kasar Faisal menyodokkan penisnya ke dalam mulut Pretty.
“Atas kena bawah bisa, Mbak Pretty sayang.” Bisik Faisal menggoda.
Rongga mulut Pretty langsung sesak begitu penis Faisal masuk ke dalam dengan paksaan, janda muda yang cantik itu hampir saja tersedak dan merasakan daging berotot milik Faisal melindas lidahnya sampai ke dalam. Tubuh Pretty tersentak dan dia menggelinjang tak berdaya. Di bawah, Karyo terus saja membenamkan ****** raksasa ke dalam memeknya sementara di atas Faisal menghunjamkan penis ke dalam rongga mulutnya. Air mata Pretty meleleh saat dia menyadari betapa rendah dirinya saat ini . Penghinaan dan rasa malu apalagi yang masih bisa ia hadapi saat ini? Dia disetubuhi oleh dua orang sekaligus. Jari jemari Tigor yang sesekali masuk ke dalam lubang anus membuat Pretty menyadari satu hal lagi, seluruh lubang di tubuhnya sudah mereka kuasai, seluruh tubuhnya sudah menjadi milik tiga laki-laki biadab ini. Dia sudah tidak berharga lagi. Dia sudah tidak punya harga diri lagi.
Sementara Pretty menghisap-hisap penis Faisal, Karyo kian liar mengendarai memek sang ibu muda yang cantik itu. Dengan sisa tenaga yang entah didapat dari mana, lelaki itu terus menggerakkan kontolnya keluar masuk, Pretty juga menggerakkan pinggulnya seiring gerakan penis Karyo dan melayani permainan tetangganya itu. Karyo dengan pandangan mata bahagia menyaksikan batang kemaluannya yang masih tetap keras keluar masuk dari memek Pretty dengan perkasa, dengan sengaja lelaki itu menarik penisnya hingga ujung gundulnya saja yang tersisa di dalam. Kemudian dengan kekuatan penuh, Karyo kembali melesakkan kontolnya masuk ke memek Pretty.
Disepong oleh wanita secantik Pretty sungguh nikmat rasanya, karena istrinya yang sebenarnya juga cantik itu tidak pernah mau melakukannya karena merasa jijik. Faisal menekan penisnya jauh lebih dalam ke mulut Pretty, memasuki rongga tenggorokannya sampai perempuan cantik itu sesak dan hampir tersedak. Gerakan tubuh Pretty yang didorong oleh Karyo juga membuat sensasi tersendiri bagi Faisal, seakan-akan janda seksi yang cantik itulah yang bergerak naik turun, padahal dorongan itu datang dari bawah.
Dalam keadaan tidak berdaya, tubuh Pretty menjadi bulan-bulanan kedua laki-laki yang kini menguasai dirinya itu. Berkali-kali Karyo membolak-balik tubuh Pretty agar bisa mendapatkan posisi yang enak dan kini janda muda yang cantik itu turun ke lantai dan menelungkup ke bawah. Wajahnya berada tepat di bawah perut Faisal sementara di belakang, Karyo mengendarai Pretty secara ‘doggie-style’. Wajah Pretty semakin pucat dan sayu, dengan memelas Pretty memohon pada Faisal agar menyelamatkannya dan segera mengakhiri semua ini. Sayangnya tidak ada harapan bagi Pretty.
Dengan satu tusukan penuh tenaga, Karyo melesakkan penisnya ke dalam liang cinta Pretty.
“Hnnghh!” Pretty menggeram dan memejamkan mata menahan sakit.
Tubuh pendek Karyo berada di belakang tubuh Pretty. Tangannya memeluk pinggang Pretty agar seimbang sementara dia melesakkan penisnya ke dalam rahim Pretty. Tidak ada kelembutan saat lelaki mesum itu menyetubuhi Pretty, Karyo bergerak dengan sangat cepat dan kasar. Agar tidak tergoyang terlalu hebat, Pretty mencengkeram lutut Faisal yang duduk di sofa. Pretty menengadah dan Faisal kembali menyodorkan kontolnya. Lagi-lagi Pretty harus menyepong Faisal. Pretty segera menjilati batang kemaluan Faisal sementara Karyo mengentoti vaginanya dengan kecepatan tinggi.
Hampir sepuluh menit posisi ini tidak berubah. Faisal menjambak rambut Pretty dengan gemas. Pretty merasakan semprotan air mani membanjiri mulutnya. Agar tidak tersedak, Pretty menelan seluruh sperma yang disemprotkan oleh lelaki itu. Walaupun sudah mencapai klimaks, Faisal tidak segera menarik kontolnya dari mulut Pretty. Sementara itu, Karyo masih terus menggerakkan pinggulnya menyetubuhi Pretty dari belakang. Gerakan Karyo sangat cepat dan penuh nafsu, Pretty takjub pada kekuatan dan kecepatan Karyo. Belum pernah seumur hidupnya Pretty merasakan dientoti sedemikian cepat dan lama. Makin lama makin cepatlah kocokan ****** Karyo di dalam memek Pretty sampai pria itu melenguh keras dan menyemprotkan pejuhnya membanjiri vagina Pretty.
Kedua lelaki busuk itu mencapai klimaks hampir bersamaan, dua laki-laki buas yang mencengkeram erat tubuh telanjang Pretty berebut ingin memeluknya, masing-masing ingin melesakkan penisnya jauh lebih dalam ke dalam mulut dan vagina wanita cantik itu dan menembakkan air mani mereka dalam dalam. Faisal beralih ke sisi kiri Pretty, dia menarik kontolnya yang mulai lemas meskipun si cantik itu masih saja menyedot air mani yang masih keluar dari ujung kemaluannya. Karyo mundur ke belakang dan menarik keluar kontolnya dari dalam memek Pretty, terdengar suara letupan kecil dan desahan nikmat dari lelaki yang mesum itu. Karyo berbaring di sisi kanan Pretty.
Mereka bertiga kelelahan… kenyang oleh nikmatnya regukan birahi yang telah diraih. Pretty memejamkan mata kecapekan, dia tidak mengira bahwa sekali ini dia benar-benar sudah mengkhianati nuraninya dengan cara yang paling menjijikkan, tidak saja dia berselingkuh dengan tetangganya, tapi dia juga melayani lelaki lain secara bersamaan. Bagaimana mungkin wanita seperti dia bisa melayani dua orang sekaligus? Dulu bersetubuh dengan mantan suaminya saja sudah seperti kiamat, rasa malu dan jijik yang hinggap tidak bisa hilang oleh apapun. Tapi kini? Dia disetubuhi oleh dua orang lelaki sekaligus. Rasa malu pada diri sendiri kian membuncah karena Pretty merasa mendapatkan kenikmatan yang luar biasa disetubuhi oleh mereka berdua.
Janda seksi yang baru saja dinikmati dua pria itu ambruk ke lantai ruang tamunya sendiri. Nafasnya terasa berat hingga Prettypun terengah-engah. Belum sampai lima menit beristirahat, rambut Pretty sudah dijambak oleh Karyo. Pria itu menarik kepala Pretty dan menyorongkan kontolnya yang basah oleh air mani ke mulut Pretty. Pretty segera menjilati ****** Karyo dan membersihkan semua pejuh yang ada di batang kemaluan itu.
Setelah Pretty selesai membersihkan penis Karyo dengan mulut, pria mesum itu mendorong kepala Pretty menjauh. Sekali lagi Pretty duduk dengan lemas di lantai sementara dua pria yang baru saja menyetubuhinya duduk di sofa dan bersantai tanpa mempedulikannya.
“Bagaimana rasanya, Karyo?” tanya Faisal dengan sopan sambil merapikan celananya kembali.
“Luar biasa, memeknya kok masih sempit ya? Padahal enak sekali. Untung saja tadi aku sempat minum obat kuat. “

Melihat kedua pemerkosanya sudah lunglai, Pretty mempunyai pikiran untuk melarikan diri. Ia melihat pintu tidak dijaga dan Pak RT juga masih tiduran di sofa, sedang Tigor tidak kelihatan. Biarlah ia menanggung malu harus bertelanjang bulat keluar dari rumahnya asal ia bisa bebas dari siksaan para tetangganya ini. Ia bisa melapor pada istri-istri tetangganya yang galak-galak.
Cepat ia bangkit dan sebelum para pemerkosanya sadar ia sudah berlari ke arah pintu. Tubuhnya telanjang dan putih berkilau karena keringat, paha mulusnya yang walaupun sudah lemas mencoba untuk menopang tubuhnya berlari ke arah kebebasan. Buah dadanya yang montok semerbak bergoncangan hebat.
Saat tangan Pretty hampir mencapai gagang pintu, sebuah lengan yang kekar menhalangi larinya hingga buah dadanya yang membusung itu menabrak lengan itu. Kontan janda muda yang montok seksi itu kaget dan cepat melangkah mundur lagi sambil sebelah tangannya menutupi bagian tonjolan buah dadanya.
” Hei !! ” bentak pemilik lengan itu ” aku blum nih !!”Tigor membentak sambil membayangkan kelembutan dan kekenyalan buah dada sang janda muda tadi sambil tersenyum mesum.
Pretty langsung merasa lemas . Ia tidak mungkin melewati Tigor yang tubuhnya bagai binaragawan. Dengan mudah tubuh indah Pretty dikuasai oleh Tigor. Ia membimbing Pretty ke kamar tidurnya. Pretty makin lemas karena jalan keluarnys sudah tertutup karena kamarnya justru terletak di pojok. ” Pakai ini ..” Pretty kebingungan saat Tigor menyodorkan setumpuk pakaian. Masa ia mau memberinya pakaian setelah mereka memperkosanya seperti ini ?. Keheranannya hilang saat ia selesai mengenakan pakaian itu dan disuruh mempertunjukkannya ke hadapan para tetangganya.
Pretty hanya mengenakan sebuah kemeja kecil putih yang sangat pas dengan lekuk tubuh atasnya dengan memakai BH berukuran mini dan tipis. Ukuran kemeja yang terlalu kecil mencetak keindahan lekuk tubuh Pretty untuk santapan mata para lelaki yang saat itu berada di dalam rumahnya.Mata mereka mengikuti gerak tubuh Pretty bagaikan seorang penonton pertandingan tenis yang mengikuti gerak arah bola. Buah dada Pretty bergerak naik turun tanpa bisa dikendalikan seiring gerakan lenggok pantatnya yang bergerak dengan sempurna. Karena sempitnya pakaian dan tipisnya bh yang ia kenakan, mereka bisa melihat ujung puting buah dada Pretty menjorok ke luar seakan minta diselamatkan dari sempitnya pakaian yang ia kenakan. Ukuran buah dada Pretty yang besar membuat pakaian itu sulit dikancingkan, ia hanya bisa pasrah seandainya ada orang yang dengan sengaja mengintip-intip buah dadanya melalui sela-sela kancing yang terbuka.
Selain mengenakan pakaian sempit dengan BH tipis, Tigor memaksa Pretty mengenakan rok pendek yang terlalu mini untuk wanita setinggi Pretty, kakinya yang jenjang melangkah tanpa dilindungi apapun. Pahanya yang putih mulus seperti pualam menimbulkan decak kagum sekaligus birahi yang makin memuncak dari para tetangganya Rok mini Pretty hanya bisa melindungi kira-kira beberapa cm saja dari selangkangannya, jika janda cantik itu memaksa jongkok atau membungkuk, orang yang berada di depan atau belakangnya bisa melihat celana dalam jaring-jaring yang ia kenakan. Jaring-jaring itu tidak melindungi apapun, karena seandainya cermat melihat dan mengamati, bibir vagina Pretty akan terlihat jelas dan membayang. Semua lelaki pemerkosanya memandang kagum ke arahnya tanpa rasa malu, bahkan beberapa orang menyiulinya dan berkomentar menjijikkan.
Bisa dibilang, mungkin di seantero rt ini, tubuh seksi Pretty tidak ada yang bisa menyaingi. Rambutnya yang panjang dan indah seperti cewek cantik di iklan shampo, kulitnya yang putih bersih seperti pualam bagaikan bintang iklan sabun, kecantikannya yang di atas rata-rata seakan bagaikan bidadari yang turun dari langit, dan yang lebih hebat lagi, keseksian tubuhnya yang tak bisa disangkal siapapun juga sangat menggugah nafsu birahi.
Pretty harus menari bagi mereka. Memang dia tidak akan benar-benar telanjang, tapi menari hanya dengan BH tipis dan celana dalam menerawang di depan banyak lelaki buas seperti ini sama saja seperti menari telanjang, sama saja parahnya.. Tubuh wanita cantik itu gemetar karena ketakutan. Pretty menundukkan kepala karena malu yang luar biasa, wajahnya memerah dan keringat dinginnya mengalir tanpa henti, tangannya meremas-remas pinggiran rok mininya dengan cemas.
“Siapa yang ingin menonton si cantik ini bergoyang? Silahkan menikmati pertunjukan gratis ini!” kata Tigor layaknya seorang mc, dia meletakkan satu tape kecil yang memang sudah sedari tadi ia siapkan di atas meja tamu. Tombol play ditekan, lagu dangdutpun mengalun.
“Goyang! Goyang! Goyang!” hampir bersamaan, para penonton berteriak-teriak.
“Ingat, selalu sunggingkan senyum. Buka bajumu sambil melenggak-lenggok seperti penari striptease, cukup sampai bh dan celdam saja, tidak perlu telanjang.”
Setelah Pretty menganggukkan kepala tanda tunduk, dengan terpaksa ia menyunggingkan senyum pada para lelaki yang berkeliling menonton keindahan tubuhnya. Ketika Tigor memperbesar volume musik yang sedang berdendang, Pretty mulai menggoyangkan badannya. Goyangan pinggul dan pantat bulat si cantik itu langsung menghipnotis dan mempesona tiap orang yang menonton. Wajah mereka langsung memerah menahan nafsu melihat wanita secantik Pretty melenggak-lenggok memancing birahi. Teriakan mesum dan siulan nakal bergema silih berganti, kata-kata kotor terlontar mengomentari kemolekan Pretty. Kebetulan dulu saat masih kuliah, Pretty pernah mengikuti kursus modern dance.
“Buka! Buka! Buka!” teriak orang-orang yang berada di situ. Tidak ada pilihan lain bagi Pretty. Lebih baik membuka pakaiannya sendiri sebelum para lelaki itu malah memaksanya telanjang nanti. Dengan gerakan perlahan dan sedikit meliuk-liukkan badan sesuai irama lagu, Pretty melucuti baju tipis menerawang yang ia kenakan. Payudaranya yang sentosa menggelinjang erotis dalam balutan bh tipis berwarna putih. Guncangan buah dada Pretty memompa birahi para tetangga yang terbangkit kembali gairahnya, ingin rasanya mereka melihat balon buah dada Pretty meloncat keluar dari ketatnya bh yang menutupnya.
Dengan wajah merah karena malu dan keringat deras mengalir, Pretty mulai melucuti rok mini yang ia pakai dan melemparkannya pelan ke pojok ruangan. Janda muda yang cantik jelita itu kini berdiri hanya mengenakan kutang dan celana dalam di ruang tamunya sendiri.Pak RT, Faisal dan Karyo yang berada di ruangan itu pun bersorak sorai dan bertepuk tangan melihat kemolekan Pretty. Dengan goyangan erotis yang mengundang syahwat, Pretty berlenggak-lenggok mengikuti irama lagu. Pretty sengaja beberapa kali memejamkan mata karena tak kuat menahan diri yang ingin menangis menari setengah telanjang di hadapan mata para lelaki buas yang menatapnya penuh nafsu. Pantat Pretty yang bulat sempurna dan montok bergerak-gerak erotis mengikuti lenggokan pinggulnya sementara buah dadanya berulang kali meloncat-loncat seakan mau copot dari ikatan ketat kaitan BHnya, penonton berseru meminta Pretty mendekat supaya mereka bisa meremasnya sekali atau dua kali, tentu saja seruan itu selalu ditolaknya.
Setelah hampir tiga lagu Pretty melenggak-lenggok di ruang tamunya sendiri dikelilingi oleh sekelompok lelaki kasar, akhirnya Tigor menyuruhnya berhenti. Tubuh si cantik itu basah kuyup dihujani keringat yang deras mengalir sampai-sampai tubuhnya yang seputih pualam bagai digosok sampai mengkilat. Tepuk tangan meriah sedikit mengagetkan Pretty, pria-pria buas dan kotor yang baru saja menyaksikannya menari terlihat bagaikan serigala kelaparan yang sudah siap menubruknya.
“Huibat sekali neng geulis ini menari, hayo dilanjutkeun! Kenapa berhenti? Merangsang pisan euy…” kata Dadang sang satpam. Pretty merasa malu karena bahkan seorang seperti Dadang yang hanya seorang Satpam dapat menikmati keindahan tubuhnya yang dijaganya betul.
“Sori, saudara-saudara semua, tapi pertunjukannya cukup sampai di sini dulu. Kalau ingin lanjut tunggu giliran ya…” Kata Tigor sambil tersenyum puas melihat orang-orang yang menonton aksi Pretty menjadi gelisah karena kecewa.
“Yaaaah… masa cuma segitu doang? Nanggung nih ngacengnya!” keluh Pak RT tangan kirinya masih terselip masuk di selangkangan, tangan itu tadinya ia gunakan untuk mengocok si kecil dengan paksa, akhirnya tangan itu ditarik keluar dengan kecewa. Pemandangan indah adegan tari striptease Pretty memang membuat pria itu tadinya tak tahan, dia tak peduli kalaupun harus coli di depan teman-temannya.
“Terima kasih atas perhatian saudara-saudara sekalian. Demikianlah akhir dari pertunjukan ini.” Tigor tersenyum lebar mendengar nada kecewa yang menggema di ruangan kecil itu, “dia ini giliran saya, boleh dilihat, tidak boleh dipakai.”
Tigor lalu menuntun Pretty ke kamar mandinya, dan menyuruhnya mandi dulu
Si cantik itu telanjang bulat dan masuk ke kamar mandi
Pretty berdiri bersandar ke tembok dengan wajah menunduk malu dan lengan yang menutup buah dada dan kemaluannya. Walaupun begitu, di bawah guyuran air shower yang membasahi sekujur tubuh indahnya, Tigor bagaikan menatap keindahan seorang dewi.
Kejadian ini tentu saja disaksikan oleh Dadang yang terus memantau di dekat pintu, dia selalu berada di belakang Tigor
“Ba.. bang Tigor ma-mau mandi?” Pretty terbata-bata. Dia tahu seharusnya dia mengucapkan kata-kata itu dengan suara semanja dan seseksi mungkin, tapi Tigor bukanlah suaminya, dia tidak mungkin bersikap manja pada orang tak dikenal berwajah buruk dan sekotor Tigor. Tapi bagi Tigor, suara yang keluar dari mulut Pretty itu bagaikan nyanyian merdu seorang bidadari.
“I-iya… saya mau mandi.” Kata pria itu tergagap.
“Ma-Mau mandi b-bersama?” ajak Pretty. Hanya satu jalan keluar bagi Pretty, yaitu mempercepat semuanya agar segera selesai. Dengan gerakan pelan yang sangat erotis, Pretty mendekati Tigor.
Pria berotot yang berprofesi sebagai penagih utang itu melotot dan menatap tak percaya gerakan tubuh Pretty, payudaranya yang besar dan kencang bergerak menggelombang ketika si cantik itu berjalan. Pretty kini tak peduli lagi apakah tubuhnya yang telanjang terlihat jelas atau tidak. Pandangan Tigor juga tak lepas dari gundukan mungil yang berada di selangkangan Pretty, karena rambut yang berada di atas kemaluan dicukur bersih, gundukan bibir kemaluan Pretty bisa terlihat jelas oleh Tigor yang langsung meneguk ludah karena menahan nafsu.
“Saya lepas ya baju bang Tigor.” Bisik Pretty perlahan. Tigor hanya pasrah, mau diapakan juga dia mau, asal oleh Pretty.
Dengan gerakan gemulai, Pretty melucuti satu demi satu pakaian yang disandang Tigor dan meletakkannya. Berdiri sangat dekat dengan wanita telanjang secantik Pretty membuat Tigor merinding, nafsu, malu tapi mau. Buah dada Pretty yang masih kencang memompa semangat Tigor, ingin rasanya dia menjamah, tapi rasa takut dan segan membayangi. Akhirnya, seluruh pakaian Tigor telah dilepas. Pria itu kini berdiri telanjang di depan Pretty. Kemaluan Tigor yang ukurannya super besar berdiri menantang di hadapan Pretty, tegangnya penis Tigor tentu adalah hasil pertunjukan erotis Pretty. Walaupun situasinya sangat tidak menyenangkan, entah kenapa Pretty merasa geli dengan keluguan Tigor.
“Jangan takut bang, saya tidak menggigit kok… kecuali diminta…” bisik Pretty sambil menggigit bibir bawahnya. “Ayo mandi sama saya.”
Si cantik itu kaget sendiri setelah mengatakan pernyataan erotis itu. Bagaimana mungkin kata-kata itu bisa terucap dari mulutnya? Apa yang terjadi pada dirinya? Apakah dia sudah mulai menyukai affair semacam ini setelah berkali diperkosa oleh tetangga-tetangganya? Atau karena ia tahu ia bisa memperalat keluguan Tigor
Perubahan wajah Pretty terlihat jelas, ia mundur beberapa langkah dan menjauhi Tigor, kali ini sekali lagi Pretty menutupi buah dada dan kemaluannya. Sikap Pretty yang berubah-ubah membuat Tigor bingung.
“Sa… saya mandikan ya, Mbak Pretty…” kata Tigor perlahan.
Pretty yang ternyata tengah meneteskan air mata mencoba menyembunyikan tangisnya lewat guyuran air yang turun dari shower, ia tidak mau Tigor marah dan menghajarnya nanti. Mendengar suara lugu Tigor yang mendekatinya, Pretty hanya bisa mengangguk dengan pasrah. Yang akan terjadi terjadilah. Sebelum peristiwa ini terjadi, selama hidupnya Pretty hanya pernah mandi bersama dengan satu orang lelaki, yaitu Andi mantan suaminya. Merinding juga rasanya mandi dengan lelaki tak dikenal seperti Tigor.
Air yang turun dari shower menghujani dua tubuh telanjang yang saling berhadapan, perlahan-lahan Pretty membalikkan badan karena malu, namun melepas kedua lengan yang menyembunyikan buah dada dan kemaluannya. Si cantik itu memejamkan mata menanti gerakan Tigor. Lelaki itu bergerak perlahan, dia tak puas-puasnya mengagumi keindahan tubuh Pretty yang molek. Bagian belakang tubuhnya pun sangat putih dan mulus tanpa bercak sedikitpun, berbeda dengan tubuhnya yang kotor dan kasar berotot.
Tangan Tigor menyentuh punggung Pretty perlahan. Pretty mengeluarkan desahan pelan, ia berharap Tigor tidak mendengarnya. Walaupun tidak mendengar desahan erotis Pretty, Tigor bisa merasakan getaran pelan dari tubuh wanita seksi yang sedang memunggunginya. Dengan perlahan, Tigor menggosok punggung Pretty dengan tangannya, ia mengambil sabun dan mengoleskan pelan di punggung seputih pualam milik janda cantik itu.
Melihat kepasrahan Pretty, Tigor makin berani, tangannya bergerak ke depan dan perlahan-lahan meraih payudara Pretty yang sedari tadi membuatnya terpesona. Dengan dua tangan dari kiri dan kanan, pria tua itu menangkup buah dada Pretty yang besar dan kencang. Pretty meringkik lirih ketika Tigor meremas balon buah dadanya. Pria itu makin mendekat dan memeluk tubuh Pretty dari belakang. Kini Tigor menggosok punggung Pretty dengan dadanya, hal ini makin membuat Pretty terangsang hebat. Terlebih ketika dirasakannya kemaluan Tigor terselip tepat di tengah-tengah lembah pantatnya. Pria itupun dengan nakal menggerakkan pinggul agar kontolnya menggesek-gesek pantat Pretty.
Pretty merengek lebih keras, gesekan ****** di pantat dan remasan tangan di payudara makin ditingkatkan, membuatnya tak mampu bertahan. Si cantik itu masih memejamkan mata ketika ia berbalik. Dengan sengaja ia mengeraskan aliran shower agar memancar lebih keras. Berhadap-hadapan dengan Pretty membuat ****** Tigor makin menegang, ia memeluk wanita seksi itu erat-erat. Dengan bantuan sabun, Tigor mengoles-oles buah dada Pretty, ia menggerakkan payudara Pretty naik turun di dadanya sendiri.
Pretty melenguh menahan nafsu, ia akhirnya bergerak naik turun tanpa diminta, menjadikan buah dadanya yang bersabun sebagai penggosok dada Tigor. Pria itu sendiri tak berhenti, ia meremas pantat bulat si jelita dan mulai berani menciumi tubuhnya. Bibir Tigor bergerak dari wajah namun menghindari bibir seksi Pretty, Tigor menciumi setiap jengkal kulit mulus Pretty yang basah oleh siraman air dari shower, mulai dari lehernya yang jenjang, lalu turun ke dada yang masih belepotan sabun. Sambil membersihkan buah dada Pretty dengan tangan, ia juga menciumi kedua balon payudara si cantik itu dengan penuh nafsu, kali ini ia menghindar dari puting payudara Pretty. Ciuman Tigor berlanjut ke daerah perut, terus turun sampai akhirnya ke bibir kemaluan Pretty. Kali ini Tigor tak menghindar.
Dengan kepasrahan penuh birahi, Pretty menahan dirinya dengan menyandarkan tangan ke tembok kamar mandi. Tigor berjongkok hingga kepalanya tepat berada di depan kemaluan Pretty. Air terus mengalir membasahi tubuh mereka berdua
Tigor mengelus-elus paha mulus Pretty lalu menciuminya bergantian, kiri ke kanan, kanan ke kiri, terus menerus. Ciuman itu tak berhenti dan makin lama makin masuk ke arah selangkangan.
“Ohhhhmmm… esssstttt…” desah Pretty tak berdaya saat bibir vaginanya mulai tersentuh lidah nakal Tigor.
Dengan menggunakan jemarinya, Tigor membuka bibir memek Pretty yang berwarna merah muda dan menjejalkan lidahnya masuk ke dalam liangnya. Sodokan lidah Tigor yang hangat ditambah guyuran air shower membuat sensasi erotis yang lain daripada yang lain, Pretty makin tak mampu menguasai dirinya sendiri, si cantik itu merem melek diperlakukan sedemikian rupa oleh Tigor.
Selang beberapa saat kemudian, giliran bibir Tigor yang asyik mempermainkan seputaran selangkangan Pretty.
“Mmmmhhhh! Sssttthhh… oooohhh…” desahan Pretty terus menguat.
Melihat Pretty sudah tak kuat lagi, Tigor malah melanjutkan serangannya dengan mempermainkan tonjolan klitoris Pretty. Dijilatinya tonjolan itu dengan lidahnya. Tubuh Pretty bergetar tak berdaya, ia tak tahan lagi, tubuhnya menggelinjang tanpa mampu ia hentikan.
“Yaaaaaaaaaaaaaahhhh…” Pretty menjerit lirih ketika ia akhirnya mencapai kenikmatan. Tubuhnya bergelinjang hebat dan menegang lalu ambruk ke depan. Untunglah Tigor sigap dan segera menangkap tubuh Pretty agar tidak sampai jatuh.
“Aduh… aku… lemas… sekali…” kata Pretty dengan suara lirih.
Sambil berhati-hati, Tigor mengangkat tubuh Pretty ke pinggir, mematikan keran shower dan mengelap seluruh tubuh Pretty dengan handuk. Tigor mengangkat tubuh telanjang Pretty yang sudah tidak basah dan berniat hendak menggendongnya ke ranjang. Si cantik itu sebenarnya keberatan, tapi tatapan mata Tigor menundukkannya. Dengan berani lelaki yang beruntung itu mulai mengangkat tubuh Pretty.
” Peluk saya erat-erat ya.” Kata Tigor.
Malu-malu Pretty memeluk Tigor, si cantik itu menautkan kedua lengannya ke leher sang pejantan saat dia digendong ke arah ranjang. Untunglah jarak antara kamar mandi dan ranjang Pretty tidaklah jauh. Wangi tubuh Pretty membuat Tigor memiliki ekstra semangat, baru kali ini dia menggendong tubuh seorang wanita cantik yang tak mengenakan sehelai pakaianpun. Buah dada Pretty yang berukuran besar menempel di dada Tigor, menimbulkan percikan tenaga ekstra di hati sang pejantan.
Pretty tidur tengkurap sesuai perintah Tigor saat Tigor meletakkannya di ranjang, matanya terpejam menanti serangan Tigor selanjutnya. Pria bertubuh kekar yang baru saja menggendong Pretty itu akhirnya naik ke atas ranjang, Tigor bergerak dengan malu-malu mendekati janda muda yang cantik itu. Perlahan-lahan Tigor memulai serangannya dari ujung jari kaki Pretty. Tigor belum pernah melihat jari-jari kaki yang mulus, lembut dan terawat seperti milik Pretty, sangat berbeda dibandingkan dengan jemari istrinya yang kotor dan keras karena jarang mengenakan sandal. Tigor mencium dan menjilati satu persatu jari-jari kaki Pretty.
“Ehhhhmmm…” erang Pretty. Matanya masih belum terbuka tapi bibirnya tak kuat menahan rangsangan geli jilatan lidah Tigor.
Satu persatu jari-jari kaki Pretty dijilati oleh sang tetangga sambil tak lupa mengelus-elus lembut telapak kaki Pretty yang putih. Ciuman Tigor naik ke betis, pria itu menikmati jengkal demi jengkal tubuh mulus Pretty, biarpun ini mantan istri orang, tapi nikmatnya bukan main. Setelah puas menciumi satu kaki, Tigor beralih ke kaki yang lain, serangannya sama, mencium dan menjilati jemari kaki sang dewi.
“Engghhh…” Pretty menutup kepalanya dengan bantal, ia tidak tahan pada serangan Tigor ini, membuatnya gelagapan. Tigor tersenyum puas melihat si cantik keenakan.
Tigor meneruskan lagi, ia menggerakkan bibirnya menelusuri kaki Pretty hingga sampai ke paha. Pria itu sangat kagum, ini baru namanya paha, sangat sempurna, putih mulus tanpa cela. Tigor menikmati detik demi detik, ia tahu ia hanya sekali ini saja bisa menikmati keindahan tubuh Pretty, itu sebabnya dia tidak ingin terburu-buru. Ini yang namanya sekali seumur hidup. Dia merasa sangat beruntung
“Ohhhhh… ehhhmm…” Pretty tidak mau mengakui, tapi ciuman yang dilancarkan Tigor mulai dari jari kaki naik sampai ke paha membuat wanita jelita itu belingsatan, tak berdaya sekali dia rasanya. “Ohhhhh…” sekali lagi Pretty mengerang kala Tigor menjilati pahanya. Pria itu nekat naik hingga sampai ke perbatasan paha dan gunung pantat mulus Pretty.
Pretty menggelengkan kepalanya karena tak tahan ketika bibir dan lidah Tigor akhirnya sampai di gundukan pantatnya yang kencang dan bulat.
“Ouggghhsssttt… essssstt…” desah Pretty berulang-ulang, suara erotis yang keluar dari wanita secantik Pretty menambah semangat Tigor. Pria mulai naik lagi, kali ini tangannya ikut bergerak, meremas-remas pantat Pretty yang montok dengan gemas. Pretty belum mau membuka matanya, tapi ia tak tahan dan menahan jeritannya.
Punggung Pretty menjadi sasaran selanjutnya, tubuh janda muda ini sangat seksi, merangsang di setiap jengkalnya. Benar-benar bagaikan tubuh seorang dewi yang turun dari khayangan, sempurna tanpa cela. Kini tubuh yang indah itu menggelinjang di bawah sapuan lidah Tigor yang menggerayangi bagian punggungnya. Pria ini mahir sekali melakukannya. Sebaliknya, Pretty yang belum pernah merasakan lidah maut Tigor pun takluk dan tak bisa bertahan. Tigor naik lagi, lidahnya kini menyapu pinggir sela lengan dan dinding buah dada Pretty.
“Ouuuugghhhhh… asssstttt… eessssssssttt…” mulut Pretty mendesah-desah, tubuhnya menggelinjang, tapi ia masih tetap tak mau membuka matanya.
Tigor yang tadinya takut-takut mulai percaya diri, gelinjang tubuh dan desah nafas Pretty membuatnya yakin, walaupun wanita ini secantik dewi dan seindah bidadari, tetap saja dia seorang perempuan biasa, pasti bisa ditaklukkan. Tigor mengangkangi tubuh Pretty dengan penis yang diarahkan ke belahan pantatnya.
Sampai di sela bokong mulus Pretty, penis pria itu sengaja diselipkan di tengah lalu digosok-gosokkan naik turun. Saat tangan Tigor mengelus-elus kelembutan pinggang Pretty, bibir dan lidahnya menjelajah punggung, naik ke pundak, lalu bagian belakang leher dan akhirnya sampai di daun telinga. Daun telinga adalah salah satu titik kelemahan Pretty, lidah Tigor bergerak lincah menggoyang daun telinganya. Semua rangsangan ini membuat si cantik itu takluk, ia pasrah sepasrah-pasrahnya.
Tigor masih belum selesai, dibaliknya tubuh Pretty agar menghadap ke atas. Lidah pria itu beraksi lagi, berawal dari serangan di leher depan, menuruni pundak sampai ke sela ketiak, turun lagi ke lengan sampai ke telapak tangan dan akhirnya berhenti di jari-jari Pretty. Ciuman bibir dan jilatan lidah Tigor tak pernah berhenti, terus bergerak tanpa kenal lelah menguasai tubuh Pretty. Inilah yang dinamakan mencicipi tubuh seorang wanita dengan arti yang sebenarnya.
“Auuuuuhhmmm… esssssttt… eehhhgg…” walau tak mau mengakui dan merasa terpaksa melayani orang yang bukan suaminya, tapi kalau Pretty mau jujur, dia puas sekali dengan foreplay yang dilakukan Tigor. Siapa sangka orang seperti itu bisa melakukan foreplay seenak ini?
Lidah mungil Pretty merekah, seakan minta dicium, tapi Tigor belum mau melakukannya. Pria itu terdiam sejenak karena takjub dengan kemolekan bagian depan tubuh Pretty, terutama bagian dadanya. Selama ini Tigor harus puas dengan dada istrinya yang seperti papan cucian, ia tak mengira, akan datang hari dimana dia akan diberi kesempatan mencicipi payudara sempurna seorang bidadari. Pria itupun memanfaatkan waktunya yang longgar selama mungkin, dijilatinya gunung payudara Pretty tanpa menyentuh ujung pentilnya. Buah dada Pretty yang montok dilalap habis oleh Tigor, janda molek yang sudah pasrah itu hanya bisa mendesah penuh nikmat saat payudaranya dioles-oles oleh Tigor. Pentil Pretty sudah mengeras sedari tadi, ujung payudara itu menonjol ke atas, memohon dikulum secepatnya.
Tigor makin berani, melihat puting susu yang bentuknya sempurna itu mau tak mau ia nafsu juga. Diawali hembusan nafas yang ditebarkan ke puting agar terasa hangat, Tigor menowel ujung pentil Pretty dengan ujung lidahnya, melontarkan nafsu Pretty bangkit sampai ke puncak.
“Uaaaaaaahhhh!!” Pretty membelalakkan matanya! Tubuh si cantik itu menggelinjang tak karuan.
Bangkitnya nafsu birahi Pretty membuatnya tak bisa begitu saja membiarkan Tigor terus berlama-lama, tanpa takut-takut Pretty mengangkat payudaranya dan menyodorkan putingnya pada Tigor. Melihat janda cantik itu menyerah pada nafsu membuat Tigor ingin bertepuk tangan.
“I… ini… tolong… cepat…” desah Pretty, ia memejamkan matanya kembali dan menunggu Tigor menghisap pentilnya yang sudah menjorok. Bibir Tigor menelan pentil payudara Pretty dan menghisap-hisapnya dengan buas.
“AAAAAAAAAHHHH!!!” Pretty setengah berteriak, matanya terbelalak karena nikmat yang ia rasakan. Setelah seharian diperkosa para tetangganya, kini seorang tetangga lainnya berhasil mendapatkan akses ke pentilnya. Pentil yang selama ini hanya diperuntukkan mantan suami tercinta dan direnggut paksa oleh para tetangganya yang bejat. “Ah! Ah! Auuuhhh!! Esssstt!” Pretty menahan semua nafsu yang sudah siap meledak diselangkangannya, digigitnya bibir bawah untuk membantu menahan semua getaran nafsunya.
Dadang akhirnya tak tahan hanya melihat saja adegan indah itu. Dengan langkah hati-hati agar tak mengganggu proses foreplay Tigor, Dadang duduk di pinggir ranjang dengan rasa ingin tahu yang berlipat. Tangan Dadang bergerak maju menyelip di antara paha Pretty, dengan lihai ia meraba-raba bibir memek sang janda cantik sambil memijit tonjolan di bibir atas vagina Pretty yang ternyata sudah basah.
“Eyaaaaaaagghhhh!! Uaaahhh! Aaahhh!! Jangaaaaan!!” Pretty tersentak kaget sekaligus mengalami kenikmatan yang luar biasa ketika jemari Dadang bermain di sekitar mulut vaginanya. Belum usai serangan yang dilakukan Tigor, kini Dadangr sudah datang.
Tigor menyelipkan tangan kirinya ke punggung Pretty dan menarik tubuhnya ke atas, sementara tangan kanannya masih tetap beraksi meremas-remas payudara kanan dan kiri silih berganti. Begitu posisi mereka berhadapan, Tigor melumat bibir mungil Pretty dengan penuh nafsu. Bibir yang tadinya mendesah berulang-ulang itu kini terdiam dalam dekapan sang lelaki . Pretty yang sudah tak ingat apa-apa lagi menyerahkan dirinya penuh kepada kedua lelaki itu. Ia pasrah ketika Tigor melumat bibirnya, bahkan Pretty membalas ciuman sang tetangga dengan permainan lidah yang saling memilin.
Sementara Tigor mencium Pretty dengan hot, Dadang menggerakkan jemarinya di selangkangan sang janda dengan lincah. Digesek-gesekkannya jari tengahnya di bibir vagina Pretty sementara jari telunjuknya memainkan klitoris yang menonjol. Pretty sudah lupa diri, si cantik itu memaju mundurkan pinggul karena tak tahan, ia ingin memeknya segera ditembus sesuatu yang keras dan panjang.
Lidah Tigor beraksi sepuasnya di mulut Pretty, menjelajah masuk dan menjilati seluruh liang mulut si cantik itu. Bibir Pretty juga tak tinggal diam, ia mengulum dan melumat bibir Tigor yang besar, lidah si cantik itu juga masuk ke mulut Tigor, bau rokok murahan yang tersebar dari kerongkongan lelaki itu tidak membuat Pretty berhenti, ia terus menerjang, menjilat dan melumat.
Tigor naik ke atas ranjang dan bersiap untuk melesakkan penis ke dalam memek sang janda, penisnya yang sudah keras seperti kayu ditempelkan dan dimainkan di mulut vagina Pretty, ia belum mau memasukkannya, ia ingin menggoda si cantik itu. Dadang yang tahu si empunya cewek sudah siap melakukan penetrasi bergeser ke samping memberi tempat pada Tigor untuk beraksi. Pretty mengerang dan mendesah, ia bingung sekaligus menikmati. Ia lupa pada statusnya sebagai seorang wanita terhormat, ia lupa semuanya, ia hanya ingat ia sedang bermain cinta dengan dua orang lelaki yang perkasa yang memberinya kenikmatan tiada tara.
Tigor bersiap, diangkatnya kontolnya yang kini bagaikan tiang bendera dan dengan satu tusukan pelan, masuklah kemaluannya ke dalam liang kewanitaan Pretty. Wanita jelita yang tak berdaya itu menggelinjang dan kebingungan, dia menjerit lirih di bawah serangan Tigor yang belum juga berhenti menciumi bibir dan meremas-remas payudaranya.
“Iiiiihhh… ehmmm… aaaahhh! Ahhhh!! Ahhh!!” desis Pretty berulang kala Tigor melepaskan pagutannya.
Tigor menarik Pretty dan mengaitkan kakinya yang jenjang di pinggangnya. Bagian atas tubuh Pretty sudah kembali turun ke ranjang, walau masih dipermainkan oleh Tigor, sementara kakinya kini mengait pinggang sang tetangga. Tigor akhirnya mulai menggerakkan pinggul untuk menyetubuhi sang janda cantik, ia bergerak maju mundur dengan pelan.
Hal ini yang sangat dinikmati Tigor, memek Pretty masih terasa rapat bagaikan seorang perawan. Entah karena jarang bermain cinta dengan mantan suaminya ataukah karena ****** mantan suaminya hanya sebesar tusuk gigi sehingga tidak mampu merenggangkan dinding dalam kemaluan si cantik itu.
“Heeeeennghhhgghhh!!” Tigor menggemeretakkan gigi dengan gemas saat ia mulai meningkatkan kecepatan tumbukannya.
Tubuh Pretty yang bergerak naik turun sesuai sodokan Tigor dimanfaatkan oleh Dadang, satpam kurang ajar itu menyodorkan kemaluannya ke wajah Pretty. Si cantik itu awalnya jijik dengan kemaluan Dadang yang bentuknya tidak karuan, hitam, keras dan panjang. Dari segi ukuran, mungkin Tigor lebih unggul. Tapi Pretty sudah tenggelam dalam nafsu birahi, ia tahu apa maksud Dadang menghunjukkan kontolnya. Segera saja Pretty meraih penis hitam itu dan memasukkannya ke mulut.
“Ughhhhhoooooohhh…” sekarang giliran Dadang yang merem melek keenakan. Siapa yang tidak mau kontolnya disepong seorang dewi bermulut indah seperti Pretty?
Tigor makin getol memaju mundurkan pinggulnya, enak sekali rasanya memompa vagina tetangganya yang masih sangat rapat ini. Tangan kirinya meremas-remas buah dada kiri Pretty sementara payudara yang kanan menjadi santapan tangan Dadang.
Tigor terus menggenjot vagina Pretty dengan beringas, nafas pria yang sangat bernafsu itu tersengal-sengal karena ingin segera mencapai kenikmatan maksimal. Desah nafas tiga orang yang tengah bercinta itu menjadi musik indah pencapaian kenikmatan seksual. Dadang yang keenakan dioral oleh Pretty merem melek, ia makin tak tahan sepongan si cantik itu, apalagi setelah melihat wajah Pretty yang mempesona menelan bulat-bulat kontolnya yang hitam dan panjang.
“Huuuungghhhh!!!” akhirnya diiringi satu lenguhan panjang, Dadang mencapai orgasme. Ia tak kuat lagi bertahan.
Semburan pejuh Dadang tersebar ke seluruh permukaan wajah cantik Pretty, lalu ke dada dan akhirnya perut, cukup banyak cairan putih kental yang dikeluarkan ujung gundul kemaluan satpam itu. Pretty tersengal-sengal mengatur nafas, baru kali ini dia bermain dengan dua orang pria yang sama-sama mahir bercinta, hebatnya dua laki-laki ini bukanlah suaminya, tubuh si cantik itu mengejang, dan pantatnya terangkat kuat-kuat. Bola mata Pretty berputar ke belakang, sampai hanya bagian putihnya saja yang terlihat, rupanya si cantik itu juga telah mencapai tingkat kepuasan maksimal.
Setelah Dadang dan Pretty selesai, giliran Tigor, ia merasakan air cinta membanjir di dalam liang kenikmatan Pretty, tapi tetangga bejat itu terus saja menyodokkan kemaluannya dalam-dalam, tak mau berhenti. Tak terlalu lama menggoyang memek Pretty, akhirnya Tigor juga mencapai ujung tertinggi tingkat kenikmatannya.
Meledaklah air mani Tigor di dalam memek sang menantu. Pria itu mengejang, mengeluarkan semua birahinya dalam tumpahan air mani yang mengalir deras membanjiri memek Pretty. Benar-benar puas dia kali ini, untuk pertama kalinya Pretty bersedia melayaninya tanpa melawan . Tetangganya itu benar-benar berubah dan bersedia dijadikan budak seksnya. Setelah mengeluarkan penisnya dari vagina Pretty diiringi bunyi letupan kecil, Tigor ambruk ke ranjang.
Dadang tidak mempercayai keberuntungannya. Walaupun ia memang belum memasukkan penisnya ke memek Pretty, tapi disepong wanita secantik bidadari seperti janda cantik itu adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Inilah pengalaman sekali dalam seumur hidup yang tak akan dilupakannya.
Pretty terbaring lemas tak berdaya di ranjang. Tubuhnya yang telanjang kini basah kuyup oleh semprotan air mani yang dikeluarkan oleh Dadang dan Tigor. Mata si cantik itu terpejam, makin kotor saja dirinya – ia bahkan mulai menikmati permainan gila para tetangganya ini, sampai kapan mereka akan memperlakukannya dengan hina seperti ini? Sampai kapan semua ini akan terjadi? Apa yang akan terjadi esok hari?
Perlahan wanita cantik yang kelelahan itu terlelap dan tenggelam dalam tidurnya.


The End

Get paid To Promote at any Location
Copyright © Cerita S3X